Sementara itu, Pelabuhan Panasahan yang berlokasi di Painan, Pesisir Selatan (Pessel) juga direncanakan akan melaksanakan ekspor perdana tahun ini. Pelabuhan Panasahan, seperti halnya Pelabuhan Teluk Tapang, pun belum sepenuhnya memadai sebagai pelabuhan pengumpul.
“Minggu lalu kami baru rapat dengan Kemenhub, KSOP Teluk Bayur, dan pemangku kepentingan terkait lainnya. Dalam rapat itu disebutkan bahwa sudah ada perusahaan CPO dan batubara yang berminat melakukan ekspor melalui Pelabuhan Panasahan. Oleh karenanya, pembangunan fasilitas di Pelabuhan Panasahan sekarang tengah dikebut. Sehingga ekspor batubara tersebut bisa dilakukan tahun ini,” kata Heri Nofiardi.
Pelabuhan Panasahan sendiri memiliki dua dermaga, masing-masing dengan kedalaman kolam 12 meter pada pasang naik dan 7 meter saat pasang surut. Aktivitas di Pelabuhan selama ini hanya melayani Kapal Perintis Sabuk Nusantara rute Painan-Mentawai dan Painan-Nias.
Pada 2019-2020 Kemenhub berencana mengembangkan kawasan daratnya dengan investasi senilai Rp57 miliar selama dua tahun anggaran, dengan catatan pemerintah kabupaten (pemkab) bisa menyediakan lahan seluas tujuh hektare.
Namun pemkab kala itu tidak mampu menyiapkan lahan yang diminta Kemenhub, sehingga rencana pengembangan batal dan dana yang telah disiapkan pindah ke Teluk Tapang.
Solusi Transportasi dan Ekonomi
Dari sisi transportasi, dengan beroperasinya Pelabuhan Teluk Tapang dan Pelabuhan Panasahan, maka volume angkutan barang di jalan raya dengan sendirinya akan ikut berkurang. Bagaimanapun, truk angkutan barang merupakan salah satu penyebab utama kemacetan.