PASBAR, HALUAN—Masa tanggap darurat gempa Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), Sumatra Barat (Sumbar), berakhir hari ini Kamis (10/3/2022), setelah diberlakukan selama 14 hari sejak 25 Februari lalu. Sebagian besar masyarakat yang mengungsi juga sudah mulai pulang ke daerah asal.
Bupati Pasaman Barat, Hamsuardi menegaskan bahwa masa tanggap darurat gempa tidak akan diperpanjang, mengingat kondisi sudah mulai stabil. Terlihat dari hampir 95 persen masyarakat yang terdampak korban gempa sudah mulai pulang ke rumah masing-masing. Pengungsi di halaman kantor bupati juga sudah dihantarkan oleh petugas posko ke kediamannya, lengkap dengan logistik beberapa hari ke depan.
“Hingga Selasa (8/3/2022) malam, sekitar 1.713 pengungsi gempa di halaman kantor bupati sudah mulai pulang ke rumahnya,” kata Hamsuardi.
Ia menambahkan, hingga sekarang korban jiwa akibat gempa bumi di Kabupaten Pasbar bertambah satu orang yang berasal dari Jorong Mudiak Simpang atas nama M Yunus dengan usia 75 tahun. Beliau meninggal di RSUD Jambak pada pagi, Rabu (9/3/2022). “Total korban jiwa akibat gempa di Kabupaten Pasaman Barat mencapai 11 orang,” katanya.
Hamsuardi melanjutkan, hingga Rabu pagi warga yang masih bertahan di tenda pengungsian depan kantor bupati sekitar 294 orang, terdiri atas laki-laki 153 orang, perempuan 141 orang, balita 28 orang dan lanjut usia 12 orang. Bagi pengungsi yang pulang ke rumah disediakan tenda di dekat rumah mereka, termasuk segala kebutuhannya. Saat ini, Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat terus melakukan pendataan mengenai kerusakan pemukiman warga akibat gempa.
Dari hasil rapat dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Pempov Sumbar disepakati untuk rumah yang rusak berat akan dibantu oleh pemerintah pusat, rusak sedang oleh Pemprov Sumbar dan rusak ringan oleh Pemkab Pasaman Barat.
Data sementara hingga Rabu (9/3) pagi pemukiman yang rusak mencapai 4.359 unit, fasilitas pendidikan 75 unit, fasilitas kesehatan 18 unit, infrastruktur 26, fasilitas ibadah 40 dan fasilitas pemerintah 38 unit. “Data akan terus kita update hingga tanggap darurat selesai,” katanya.
Sementara itu, untuk rumah hunian sementara (huntara) sudah mulai di bangun dari berbagai elemen. Mulai dari PMI, swadaya, TNI hingga LSM. Tercatat sekitar 551 unit huntara yang mendesak untuk dibangun dalam waktu dekat. (h/ows)