Gencarkan Bulan Cinta Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan Kunjungi Harian Haluan

Kementerian Kelautan dan Perikanan

HARIANHALUAN.ID – Punya visi yang sama, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kunjungi Kantor Harian Haluan, Rabu (16/8/2022).

Pemimpin Umum Harian Haluan, Zul Effendi menyampaikan bahwa eksistensi Haluan sangat berpengaruh pada kerusakan lingkungan. Hal ini sejalan dengan spirit KKP yang mengakomodir kelestarian ekologi dan sumber daya kelautan. 

“Kita memahami potensi laut luar biasa. Namun yang baru termanfaatkan sekitar beberapa persen. Potensi besar ini tersebar di tujuh daerah pesisir di Sumbar, realitas kehidupan nelayan sampai hari ini masih jauh dari kata sejahtera,” katanya dalam pertemuan yang juga didampingi jajaran redaksi Harian Haluan.

Perikanan di Sumbar jika dioptimalkan dapat produktif, termasuk ikan air tawar. Salah satunya Kabupaten Pasaman yang disebut sebagai kampung ikan mas. Dengan potensi yang besar ini, tambah Zul Effendi, ia berharap masukan terkait potensi dan apa yang harus dilakukan Sumbar kepada KKP.

Asisten Khusus KKP, Doni Ismanto Darwin yang menyambangi Kantor Haluan mengungkapkan untuk mempercepat pemulihan kesehatan laut, KKP memperkuat program Bulan Cinta Laut.

Selama ini aksi nyata bersih pantai dan laut dari sampah-sampah plastik telah dilakukan di 10 titik di berbagai daerah Indonesia dengan melibatkan berbagai lapisan masyarakat.

“Untuk menjaga kelestarian ekogi dan sumber daya kelautan, KKP mengajak peran aktif nelayan dengan menyisihkan waktu satu bulan penuh dalam setahun untuk melaut khusus mengambil sampah bukan mencari ikan. Pengelolaan sampah di laut, sudah tertuang dalam Perpres 83 Tahun 2018,” katanya.

Ia menuturkan, perluasan kawasan konservasi yang berkualitas dan pengentasan sampah plastik merupakan program kerja berbasis ekonomi biru yang digencarkan KKP di sepanjang tahun ini. Hal ini lantaran semakin tingginya ancaman perubahan iklim secara global.

Kemudian di Sumbar sendiri Bulan Cinta Laut dilakukan dengan penetapan wisata Mandeh Kabupaten Pesisir Selatan. Hal ini bukan hanya sekedar ajang promosi destinasi wisata, tapi juga terkandung pesan pelestarian alam bahari yang sejatinya merupakan tanggungjawab semua pihak, termasuk masyarakat sekitarnya. 

“Mandeh punya keindahan alam bahari yang tak kalah dengan daerah lain dan juga tercatat sebagai salah satu ikon wisata Ranah Minang, sehingga harus dipromosikan secara masif,” ucapnya.

Kawasan konservasi juga akan memberikan manfaat ekologi dan ekonomi yang sangat besar. Perluasan kawasan konservasi di semester 1 Tahun 2022 sudah mencapai 73 persen dari target yang ditetapkan, yakni seluas 1,46 juta hektare dari 2 juta hektare. Secara nasional luas kawasan konservasi saat ini adalah 28,4 juta hektare yang dikelola oleh KLHK, KKP, dan pemerintah daerah.

“Sampai akhir tahun saya yakin bisa melebihi target. Di sisi lain, target kita bukan hanya memperluas kawasan konservasi saja, tapi bagaimana meningkatkan kualitas dari kawasan konservasi tersebut. Keuntungannya stok ikan bisa kita jaga,” katanya. 

Doni melanjutkan, program KKP selanjutnya yaitu tangkap ikan berbasis kuota, dimana wilayah laut dibagi enam zona. Sumbar termasuk zona dengan kualitas ikannya bagus-bagus dan alat tangkap yang modern. 

“Yang berhak menangkap ikan, yaitu kapal yang KTP Sumbar, punya pengelolaan ikan di Sumbar. Efek kunjungan tahun lalu di Sumbar yaitu terbentuknya kampung nelayan maju di Pariaman,” katanya. 

Program lain, yaitu ikan budidaya, pihaknya menggencarkan antisipasi kebutuhan protein tinggi. Salah satunya dengan kegiatan gemar ikan, kalau di daerah hal ini diinisiasi oleh Forikan.

“Ikan budidaya itu termasuk kepiting, lobster, rumput laut. Kelemahan kita saat ini adalah hilirisasi. Rumput laut belum dikelola dengan baik, sehingga kita harus ekspor mentah. Padahal kalau kelola, itu nilainya banyak,” ujarnya. (*)

Exit mobile version