Ia menjelaskan, dengan dinyatakannya pencabutan subsidi BBM, pemerintah selanjutnya berencana akan menggelontorkan dana dalam jumlah besar dalam bentuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) ataupun jenis bantuan lainnya.
“Kita curiga bahwa pemberian bantuan itu hanya sebagai pencitraan belaka. Dengan memberikan BLT yang nilainya hanya Rp150 ribu per orang, pemerintah berharap akan dinilai baik oleh masyarakat yang tentu juga akan dikapitalisasi sebagai dukungan menuju Pilpres nanti,” ucapnya.
Padahal, sambung Yodra, opsi pencabutan subsidi BBM, bukanlah satu-satunya jalan yang harus ditempuh pemerintah di tengah kenaikan harga minyak dunia.
“Kenapa bukan gaji Presiden atau anggota DPR saja yang dipangkas. Lalu, kenapa harus subsidi BBM yang dicabut?. Apakah tidak ada cara lain? Kebijakan ini hanya semakin membuktikan bahwa pemerintahan hari ini tidak lagi berpihak kepada rakyat kecil,” ucapnya.
Hingga berita ini diturunkan, massa aksi peserta mimbar bebas terpantau sudah membubarkan diri dengan tertib. Arus lalu lintas di sekitar Simpang Tiga Pasar Baru Unand pun sudah terlihat kembali lancar. (*)