Media konvensional dapat menguasai hulu sampai hilir, memproduksi konten sendiri, mendominasi ruang publik, mendistribusikan konten sendiri dengan bisnis model iklan ditambah langganan.
Sementara di media kekinian, hulu sampai hilir itu berubah total, hulu banyak pemain seperti konten kreator, influencer, YouTubers, dan homeless media. Kemudian, distribusi dan hilir dikuasai platform dengan digital platform yang menguasai ruang publik. Tentu bisnis model berubah lagi.
Di era disrupsi media ditambah disebabkan pandemi Covid-19, sekarang ini yang tantangan yang dihadapi itu konten kreator, user generated conten, fenomena influencer, key opinion leader (KOL), platform algoritma, agregator publisher, platform versus publisher dan homeless media.
Ditambah lagi tantangannya trafik naik pendapatan turun, iklan turun, offline activity, pengakses media online naik, model bisnis berubah, hybrid activity. “Lawan kita bukan sesama media, platform, ekosistem google dan sebagainya,” katanya.
Pemred Harian Padang Ekspres, Romi Delfiano mengatakan, kegiatan seperti SParing ini sangat penting dilakukan dan seharusnya dilakukan secara berkala.
“Selaku Pemimpin Redaksi Harian Padang Ekspres, saya sangat mengapresiasi kegiatan ini. Mungkin ini kemitraan yang sangat strategis sekali tidak hanya membahas sebatas komersial saja, tetapi bagaimana meningkatkan sumber daya manusia wartawan setiap media,” katanya.
Senada dengan Romi Delfiano, CEO Langgam.id, Andri El Faruqi mengatakan, workshop SParing yang diadakan ini perlu dilakukan.
“Karena materi yang disampaikan narasumber sangat perlu diketahui media di Sumbar, baik itu tantangan yang dihadapi saat ini maupun kedepannya. Selain itu, bagaimana membangun dan mengembangkan media online,” ujarnya. (*)