Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak Bertambah Jadi 27 Kasus, Separuhnya Meninggal Dunia

Ilustrasi Ginjal (Dok: Ilustrasi/thinkstock)

HARIANHALUAN.ID – Kasus gagal ginjal akut pada anak (GgGAPA) di Sumbar kembali bertambah.

Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Sumbar, Lila Yanwar menyebut, ada tambahan dua pasien baru, sehingga total menjadi 27 orang. Dan tambahan satu pasien meninggal dunia, sehingga total menjadi 14 orang.

“Rekapitulasi GgGAPA Sumbar pertanggal 26 Oktober 2022 pukul 07.00 WIB ada tambahan dua pasien baru, sehingga total menjadi 27 orang,” katanya.

Ia menjelaskan, 23 orang berasal dari Sumbar dan empat orang berasal dari luar Sumbar yang dirujuk ke RSUP M. Djamil.

Ia merinci, dari awal kasus ini diumumkan hingga hari ini total lima orang dinyatakan sembuh, delapan orang masih dirawat di RSUP M. Djamil dan 14 orang meninggal dunia.

“Ya, tadi malam (Senin malam,red) ada yang meninggal di RSUP M. Djamil, sehingga total pasien meninggal jadi 14 orang,” tuturnya.

Lila menyebut, adapun pasien yang sudah membaik kondisi ginjalnya masih dalam perbaikan, sehingga belum sembuh total. Ia mengimbau, seluruh faskes di kabupaten/kota meningkatkan deteksi kasus gagal ginjal akut misterius pada anak.

“Kita imbau peningkatan deteksi di setiap kab/kota mulai dari puskesmas hingga Rumah Sakit (RS), dimana penetapan RS rujukan sesuai arahan Kemenkes di RSUP M. Djamil,” ujarnya.

Lila menyebut, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kemenkes RI, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), BPOM terkait penanganan kasus ini. Beberapa langkah pencegahan dan penanganan juga telah dilakukan Dinkes Sumbar.

“Kita membentuk satgas dengan pihak terkait lainnya, IDAI, RSUP M. Djamil, BPOM dan profesi lainnya. Selain itu, juga surveilanse kasus, pengawasan bersama BPOM terkait peningkatan pengawasan obat, pencatatan pelaporan berbasis aplikasi ke Kemenkes, serta sosialisasi dengan semua tenaga kesehatan di kab/kota untuk melakukan hal yang sama dengan provinsi,” ujar Lila.

Ia juga meminta orang tua untuk tetap waspada jika anak memiliki gejala serupa. Di antaranya demam tinggi diiringi penurunan jumlah urin (buang air kecil) atau tidak ada sama sekali, mual atau muntah dan gejala lainnya. Orang tua juga diminta tetap tenang dan tidak panik, namun lebih waspada.

“Saat anak demam dilihat juga bagaiamana urinnya, jangan memakai diapers terus jadinya tidak terkontrol, apakah berkurang atau tidak keluar urinenya sama sekali,” ucapnya. (*)

Exit mobile version