Ini adalah ekosistem energi berbasis kerakyatan karena pasokan biomassa akan dipenuhi dari kolaborasi seluruh elemen masyarakat. Dengan ini, maka roda perekonomian daerah akan terdorong dan emisi di PLTU akan makin berkurang.
“Ke depannya, pengolahan sampah menjadi EBT akan lebih besar lagi karena sebanyak 17 Unit Pelaksana di lingkungan PLN UID Jakarta Raya melalui program TOSS ini berpotensi mereduksi sampah organik dan residu biomassa sebesar 150 ton per tahun. Kami berharap, langkah kecil ini dapat menginspirasi kita semua dalam mencapai Net Zero Emission di Tahun 2060,” ungkap Doddy.
Metode TOSS yaitu mengubah sampah organik dan residu biomassa menjadi energi dengan 3 tahapan proses.
Proses pertama yaitu pengeringan sampah organik dan biomassa dengan memanfaatkan boks bambu dan cairan bioaktivator. Dalam waktu 3 sampai 5 hari, sampah akan menyusut hingga 50 persen. Kemudian siap untuk menjadi material energi.
Tahap kedua yaitu pencacahan yang bertujuan untuk menghaluskan material dengan menggunakan mesin pencacah hingga mencapai ukuran 10 mm.
Terakhir, tahap peletisasi yaitu proses memadatkan material menjadi pellet biomassa untuk memudahkan transportasi.