Lebih lanjut, ia mengungkapkan digitalisasi yang dilakukan PLN telah menyentuh berbagai aspek, dimulai dari pembangkitan, transmisi, distribusi. Digitalisasi juga dilakukan pada sistem perencanaan, sistem keuangan, sistem pembayaran, sistem pengadaan, hingga ke sistem pelayanan pelanggan.
“Dalam menghadapi seluruh tantangannya kita mampu bukan hanya memetakan persoalan, tapi menyelesaikannya secara komprehensif dan salah satunya adalah dengan cara digitalisasi proses bisnis. Proses bisnis yang tadinya statis, dan backward looking diubah menjadi dinamis dan forward looking. Proses bisnis yang dulunya manual, kini didigitalisasi secara end to end,” ungkapnya.
Berkat transformasi yang dijalankan PLN di seluruh lini bisnis, lanjut Darmawan, aset-aset yang dulunya berserak kini telah dikonsolidasikan. Proses bisnis pengelolaan pembangkitan pun disederhanakan. Utilisasi aset yang tadinya belum maksimal, dioptimalkan. Begitu pula dengan pengelolaan energi primer juga dikonsolidasikan.
“Pengadaan energi primer tidak hanya meningkatkan keandalan, tetapi juga sekaligus membangun value creation yang besar bagi PLN,” ungkap Darmawan.
PLN Mobile juga mendapatkan apresiasi dari masyarakat dengan menjadi salah satu aplikasi terbaik se Asia Tenggara dengan downloader lebih dari 35 juta. Saat ini PLN Mobile memiliki rating 4,8 dari semula 2,5.
“Alhamdulillah, masyarakat menyambut perubahan kami. Aplikasi pelayanan pelanggan kami PLN Mobile mendapatkan apresiasi dari masyarakat dan mampu memudahkan masyarakat dalam mengakses kelistrikan,” ujar Darmawan.