Catat Sejarah! PLN Bersama Dirutnya Raih 15 Proper Emas dan CEO Green Leadership Utama dari KLHK

Terbaik Sepanjang Sejarah, PLN Raih 15 Penghargaan Proper Emas dan CEO Green Leadership Utama

HARIANHALUAN.id – PT PLN (Persero) mencatatkan sejarah dengan meraih 15 penghargaan Program Penilaian Kinerja Perusahaan (Proper) Emas Tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). 

Penghargaan tersebut diberikan kepada beberapa pembangkit listrik milik PLN karena telah menjalankan tata kelola lingkungan yang baik serta melakukan berbagai upaya dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan emisi non GRK, efisiensi sumber daya baik di energi, pemakaian air serta 3R (reuse, reduce, recycle) limbah dan juga melakukan upaya konservasi ekosistem baik darat maupun laut serta melakukan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan sesuai dengan prinsip Sustainable Development Goals (SDGs) dan juga Good Corporate Governance (GCG). 

Semakin spesial, dalam anugerah tersebut, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo juga mendapatkan penghargaan sebagai CEO Green Leadership Utama. Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia, Ma’ruf Amin kepada perusahaan yang telah menerapkan Social Future Fit Society.

Ma’ruf Amin mengapresiasi pimpinan perusahaan yang terpilih menjadi CEO Green Leadership Utama, serta perusahaan yang meraih Proper Emas karena berhasil mengelola lingkungan berkelanjutan. Ma’ruf mengatakan, partisipasi aktif dunia usaha dibutuhkan dalam aksi-aksi nyata mengatasi perubahan iklim dan mengelola lingkungan berkelanjutan.

“Saya ucapkan selamat kepada perusahaan Penerima Anugerah Proper, terutama peringkat EMAS, dan para CEO yang menerima penghargaan Green Leadership. Kinerja perusahaan Saudara sekalian terbukti menjadi yang terdepan dalam pengelolaan lingkungan,” kata Wapres.

Wapres berharap keberhasilan Program Anugerah Proper dapat diikuti dengan program-program lain yang terus melibatkan seluruh komponen lebih luas. Beliau juga mendorong berbagai inovasi dan prestasi perusahaan dengan mengutamakan dampak konkretnya pada lingkungan hidup tetap dijaga dan dipertahankan.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar mengatakan pada tahun ini terdapat pertambahan variabel dalam penilaian Proper yakni dalam kerangka Green Leadership. Faktor Green Leadership dinilai sangat penting karena motivasi komitmen konsistensi dalam kebijakan implementasi dukungan merupakan faktor kunci dalam kinerja lingkungan entitas bisnis.

“Variabel baru Green Leadership dunia bisnis juga penting mengemuka sebagai penjabaran kebijakan green economy, green industry, green technology dan lain-lain yang sudah harus beraktualisasi guna menjawab tantangan nasional dan global,” ujarnya.

Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, penghargaan akan dijadikan penyemangat untuk terus mendukung transisi energi. Oleh karena itu, dirinya bersama dengan insan PLN mengucapkan terima kasih atas apresiasi yang diberikan oleh pemerintah.

“Saya berterima kasih atas apresiasi ini. Penghargaan ini menjadi pemecut semangat bagi kami untuk terus berkontribusi melakukan transisi energi, menurunkan emisi dan menjalankan proses bisnis yang berwawasan lingkungan,” kata Darmawan. 

Dirinya menyampaikan, pada tahun 2021, sektor pembangkitan listrik menghasilkan emisi sebesar 244 juta ton CO2e. Tanpa adanya intervensi, pada tahun 2060 emisinya akan mencapai lebih dari 1 miliar ton CO2e per tahun. 

“PLN berkomitmen mengurangi emisi tersebut menjadi nol di 2060 atau net zero emission. Kami melakukan ini bukan karena adanya perjanjian internasional, bukan karena adanya regulasi lingkungan. Tapi kami melakukan ini karena we do really care,” ucap Darmawan.

Untuk menurunkan emisi, PLN telah menghapus 13.3 gigawatt (GW) PLTU dari perencanaan. Ini bisa menurunkan sekitar 1,8 miliar ton CO2 dalam 25 tahun ke depan. PLN juga mengganti 1,8 GW PLTU dengan pembangkit EBT yang beroperasi sebagai baseload. Langkah lain adalah dengan mengurangi 800 MW PLTU dengan pembangkit gas yang dapat menurunkan emisi hampir 50 persennya. Tidak hanya itu, sebanyak 1,3 GW PLTU yang sudah menandatangani Power Purchase Agreement (PPA) juga berhasil diterminasi. Hal tersebut dapat menurunkan emisi sekitar 175 juta ton CO2 dalam 25 tahun ke depan.

Pada tahun ini dan ke depan, PLN juga tidak lagi menambah pembangunan PLTU baru, namun justru merencanakan penambahan kapasitas EBT hingga 20.9 GW sampai dengan tahun 2030 dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) terbaru. Ini merupakan RUPTL paling hijau dalam sejarah Indonesia. 

Dirinya menambahkan, kini seluruh pembangkit PLN tidak hanya menghasilkan listrik, tetapi juga menjadi episentrum perbaikan lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat. Hadirnya pembangkit PLN tak hanya bisa menjadi sumber listrik tetapi juga mampu menggerakkan roda ekonomi di masyarakat.

Sebagai inovasi dalam transisi energi, PLN menerapkan cofiring biomassa untuk membangun ekosistem energi kerakyatan. Sampai tahun 2022, PLN telah melakukan uji coba cofiring ini di 49 lokasi. 

“Kami membangun energi bersih berbasis kerakyatan. Dari situ ada lebih dari 800 ribu ton emisi karbon dikurangi hanya dalam waktu 2 tahun,” tutur Darmawan.

Dalam lima tahun terakhir, PLN juga konsisten mengelola Limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) 100 persen. PLN mendorong pemanfaatan limbah, membangun ekosistem ekonomi baru untuk memantik pertumbuhan ekonomi sirkuler.  

PLN juga terus memanfaatkan Fly Ash and Bottom Ash (FABA) dari PLTU untuk menggerakkan roda ekonomi masyarakat dan membangun infrastruktur desa di sekitar PLTU, seperti untuk pembangunan jalan, jembatan, paving untuk pencegah banjir, dan tetrapod untuk penahan abrasi.

“FABA berhasil menciptakan roda ekonomi berbasis kerakyatan yang baru. Menjadi bisnis baru. Menjadi kawasan wisata baru. Wisatawan berdatangan. Ekonomi bergerak. Perempuan juga kami libatkan menjadi pengelola wisata,” ujar Darmawan.

Pembangkit PLN secara aktif juga memastikan ekosistem di sekitar area pembangkit terjaga dengan baik. Indeks Keanekaragaman Hayati terjaga pada level 2-3, yang berarti ekosistem stabil/tidak ada tekanan pada ekosistem. Langkah tersebut dilakukan dengan membangun penangkaran hewan terancam punah dan melakukan penanaman mangrove. 

“Pada tahun ini, penanaman mangrove sudah dilakukan untuk 69 Ha, dan terus kami kembangkan sampai tahun depan mencapai lebih dari 150 Ha. Semua kami berdayakan,” ucap Darmawan.

PLN juga melakukan upaya-upaya terukur untuk menggunakan sumber daya secara efisien. PLN memonitor serta mengevaluasi penggunaan air dan penggunaan energi pada instalasi pembangkit listrik PLN Grup melalui dashboard digital. Ini merupakan kegiatan beyond compliance sebagai bagian dari komitmen kami terhadap ESG.

“Tugas PLN di masa lalu adalah untuk menyediakan listrik, tetapi di masa depan, our main job is to take care the environment. Kita harus jaga lingkungan kita. Kita bangun mimpi di seantero Nusantara. Dan dalam prosesnya, kita perkuat PLN, kita perkuat kapasitas nasional Bangsa Indonesia,” pungkas Darmawan.

Adapun sederet pembangkit yang mendapatkan Proper Emas adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yaitu PLTU Tanjung Jati-B, PLTU Suralaya 1-7, PLTU Banten 1 Suralaya, PLTU Lontar, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Paiton 1-2, PLTU Paiton 9, PLTU Indramayu dan PLTU Rembang. Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), yaitu PLTGU Tambak Lorok, PLTGU Perak Grati, PLTGU Priok dan PLTGU Gresik juga menyabet Proper Emas. Lalu, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Gas (PLTDG) Pesanggaran dan  Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang Drajat juga mendapatkan penghargaan Emas. (*)

Exit mobile version