Kemudian tema kedua, yaitu koleksi buku tokoh-tokoh literasi Sumbar, ini menarik juga, karena tidak banyak orang-orang yang tahu siapa saja tokoh-tokoh literasi yang ada di Sumbar. Namun tema yang satu ini masih dioptimalkan kelengkapan arsipnya.
Novrial juga menambahkan, tema berikutnya yaitu Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) dan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Menurutnya, hal tersebut juga menarik untuk dibahas dan disediakan, karena tidak banyak di perpustakaan daerah yang menyediakan informasi mengenai hal tersebut.
Tema yang keempat yaitu warisan dunia. Hal ini berhubungan dengan kekayaan dan warisan-warisan dunia yang ada di Sumbar. Seperti halnya dua kekayaan alam Sumbar yang sudah terdaftar dalam Unesco, yaitu Ombilin di Sawahlunto dan Silek.
Disebutkannya, tujuan dari tema ini adalah untuk menjaga dan memperkaya literasi mengenai warisan dan kebudayaan yang ada di Sumbar. Namun, untuk tema warisan dunia masih dalam tahap pengumpulan arsip.
“Hemat saya, perpustakaan di daerah kita selain di Sumbar tidak menyediakan tema tertentu. Jadi semua bukunya sama, tidak ada yang ditonjolkan atau jadi ciri khas perpustakaan tersebut. Kalau ada buku-buku tentang warisan dunia yang sudah dan yang sedang diajukan sekarang kan semakin bagus,” ucapnya. (*)