“Kami secara tegas dengan ini menolak aksi korporasi yang melakukan privatisasi PT PGE melalui IPO dan menuntut penghentian semua upaya privatisasi seluruh unit usaha Pertamina,” katanya.
Ia mengatakan, Pertamina sebagai holding dengan penguasaan di sektor hulu migas mencapai 65 persen, serta semua upaya efisiensi dan optimasi bisnis di bawah kepemimpinan Nicke Widyawati dan di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo sebagai Presiden RI, sedang mengukir sejarah keuntungan tertinggi sepanjang sejarah dengan torehan laba tidak kurang dari 57 triliun di tahun 2022, bahkan di masa-masa pandemi dan krisis yang belum berakhir.
Dikatakannya, FSPP sebagai induk organisasi yang beranggotakan 25 serikat pekerja di lingkungan Pertamina, sesuai perannya dalam ikut menjaga kelangsungan bisnis perusahaan dan tanggungjawab moral sebagai anak bangsa dalam kaitan menjalankan bisnis perusahaan yang menguasai hajat hidup orang banyak.
“Kami secara tegas dengan ini menolak aksi korporasi yang melakukan privatisasi PT PGE melalui IPO, dan menuntut penghentian semua upaya privatisasi seluruh unit usaha Pertamina, serta dengan ini mendeklarasi situasi darurat privatisasi atau swastanisasi Pertamina dan afiliasi. Apa alasan yang membenarkan aset milik negara menjadi bukan lagi milik negara, lalu untuk dijual kepada swasta dan Asing?,” katanya lagi.
Sementara dalam hal pendanaan investasi, PT PGE tidak pernah kesulitan mendapatkan mitra strategis dalam setiap proyek pengembangan bisnisnya, termasuk sangat mudah dalam mendapatkan dana murah.
Menurutnya, PT PGE telah dan sedang bekerja sama dengan banyak pihak sebagai lender strategis dan mendapatkan bunga pinjaman lunak. Adanya IPO ini hanya akan merugikan Pertamina sebagai BUMN energi nasional.