Meski Dipecat IDI, Kepercayaan Publik Tak akan Luntur Terhadap Terawan

Dedi Mulyadi saat jalani terapi cuci otak dan suntik vaksin Nusantara di RSPAD

HALUANNEWS, JAKARTA – Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menilai, rekomendasi pemberhentian Terawan Agus Putranto oleh Majelis Kehormatan Etik Dokter (MKEK) Ikatan Dokter Indonesia tidak akan meruntuhkan kepercayaan publik terhadap mantan Menteri Kesehatan tersebut.

Dedi mengaku sebagai orang percaya terhadap metode pengobatan Terawan, ia dan koleganya tidak akan terpengaruh oleh rekomendasi pemberhentian Terawan. Ia dan koleganya di DPR tetap percaya terhadap cara Terawan karena melihat fakta keberhasilannya.

“Saya tidak masuk wilayah organisasi dan akademis kedokteran, karena itu bukan bidang komisi saya. Tapi dalam kehidupan ini, cara seseorang itu dilihat dari fakta keberhasilan,” kata Dedi yang merupakan wakil ketua Komisi IV DPR. 

Dedi memandang, Terawan merupakan seorang dokter yang memiliki karya unik dan berhasil mengobati banyak pasiennya. Kebanyakan pasiennya adalah kelas menangah ke atas.

“Beliau dokter out of the box dalam menangani kesehatan warga. Mayoritas kelas menangah. Faktanya terawan banyak melakukan langkah yang menolog orang, baik menderita stroke, kanker, kan banyak yang tertolong. Banyak yang pulih,” kata Dedi.

Menurutnya, karena fakta empirisnya bahwa apa yang Terawan lakukan berhasil, persoalan metodologi kedokteran karena dianggap melangga kode etik, kenapa jadi penghalang bagi dia untuk berkarya.

“Tapi saya berpendapat bahwa rekomendasika pemecatan tidak akan mempengaruhi kepecayaan orang terhadap Terawan,” tandas mantan bupati Purwakarta itu.

Menurut Dedi, persoalan pengobatan itu bukan hanya terkait faktor fisik, tetapi juga psikologi. Terkadang sugesti seseorang itu lebih kuat sehingga ketika baru saja bertemu dokter, ia akan sembuh dengan sendirinya.

“Jangankan terawan, orang yang punya kualifikasi akademis kedokteran, mantri saja masih dipercaya di kampung, yang hanya punya pengalaman beri obat di puskesmas dan rumah sakit,” katanya.

Dengan demikian, Dedi menegaskan bahwa rekomendasi pemecatan terhadap Terawan tidak akan meruntuhkan kepercayaan publik. Ia mengaku banyak temannya di Komisi IV masih antre mengikuti program Digital Subtraction Angiography (DSA) atau Metode Cuci Otak Terawan.

“Program DSA teman saya dan di komisi IV antre semua,” katanya.

Diketahui, Muktamar ke-31 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia meneguhkan kembali rekomendasi pemberhentian terhadap Terawan dari keanggotaan IDI berdasarkan hasil sidang MKEK pada 2018 silam.

Disebutkan bahwa muktamar di Aceh bulan ini menjadi momentum agar rekomendasi MKEK bisa dijalankan oleh kepengurusan IDI yang baru. Sebagaimana diketahui, Muhammad Adib Khumaidi resmi menjabat sebagai Ketua Umum PB IDI periode 2022-2025.

“Karena untuk mengeluarkan orang itu perlu Muktamar. Muktamar sudah menyatakan begitu. Maka sekarang diminta untuk dilaksanakan,” kata Ketua IDI Aceh Safrizal Rahman. (*)

Exit mobile version