Kapasitas Pelaku Wisata dan Faktor Kebersihan, Masalah Utama Pariwisata Sumbar

Seorang pekerja tengah melakukan pekerjaan konstruksi pada salah satu rangkiang di Kompleks Istano Basa Pagaruyuang, Jumat (22/10). Sektor pariwisata mulai menggeliat di tengah pandemi yang kian terkendali. IRHAM

PADANG, HALUAN—Pemerintah daerah (Pemda) di Sumatra Barat (Sumbar) mulai memoles kembali sektor pariwisata yang perlahan menggeliat seiring penanganan pandemi Covid-19 yang cukup menggembirakan. Peningkatan kapasitas dan kepedulian sumber daya manusia (SDM) selaku pelaku wisata menjadi salah satu hal yang paling diperhatikan.

Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar, Audy Joinaldy mengatakan, saat ini adalah momentum yang tepat untuk membenahi sektor pariwisata di Sumbar. Sebab, secara nasional pun sektor ini mulai menggeliat, seperti yang tengah berlangsung di Lombok dan Bali yang kembali membuka diri untuk wisatawan.

“Pemprov Sumbar sudah menyiapkan sejumlah langkah untuk membenahi sektor wisata kita. Salah satunya, meningkatkan kualitas pelayanan dari pelaku wisata, serta menjaga kenyamanan dan kebersihan di setiap destinasi wisata. Pariwisata bersih, terutama di destinasi unggulan, itu sangat penting,” kata Audy, Kamis (21/10).

Dalam hal ini Dinas Pariwisata (Dispar) Sumbar, sambung Audy, telah menetapkan 19 destinasi unggulan Sumbar yang tersebar di 19 kabupaten/kota, yang akan memulai penerapan program peningkatan pelayanan serta kebersihan, yang meliputi kawasan objek wisata, musala, serta area wisata kuliner.

“Mudah-mudahan ini benar-benar menjadi gerakan bersama. Dengan memprioritaskan peningkatan dua item itu, maka sektor pariwisata diharapkan mampu menjadi penyumbang besar bagi pendapatan daerah. Saat ini, sektor pariwisata di Sumbar baru menempati peringkat enam,” ucapnya lagi.

Terpisah, Kepala Dispar Sumbar, Novrial menyebutkan, perbaikan kualitas pelayanan serta kualitas kebersihan di objek wisata di Sumbar dimulai dengan meningkatkan kesadaran dan SDM yang beraktivitas pada sektor pariwisata itu sendiri.

Dispar Sumbar juga akan melakukan visitasi ke lapangan untuk mengecek perkembangannya. “Kami sudah bersurat kepada bupati dan wali kota untuk memperkuat langkah pembenahan sektor wisata ini,” ujarnya.

Selain itu, kata Novrial, Dispar juga akan menjalankan program reaktivasi sadar wisata demi menyiapkan SDM atau pelaku wisata yang bisa menyesuaikan diri dengan kebutuhan pengunjung. Langkah ini akan ditempuh melalui bimtek dan sosialisasi seperti menerjemahkan kembali konsep Sapta Pesona.

Menurut Novrial, untuk menyiapkan SDM yang cakap di sektor wisata, butuh penguatan kapasitan dan kompetensi dengan memprioritaskan pengelolaan objek wisata, pengelolaan desa wisata, dan pengelolaan kelompok sadar wisata. Pemprov juga akan memberikan pelatihan bagi para SDM tersebut.

Vaksinasi Mempengaruhi

Novrial juga menjelaskan, bahwa rasa aman dan nyaman di daerah destinasi wisata juga sangat bergantung pada percepatan realisasi target vaksinasi Covid-19. Termasuk juga dengan memberlakukan kebijakan syarat wajib vaksin bagi para pelaku dan pengunjung wisata.

“Kita sudah surati kepala daerah untuk menjadikan vaksinasi sebagai syarat masuk wisata. Misalnya, hendak masuk ke rumah makan, maka pengunjung wajib menunjukkan kartu keterangan vaksin. Surat itu baru saja ditandatangani Gubernur,” ujarnya.

Gali Potensi Lain

Di sisi lain, Dispar Kota Padang saat ini tengah mencanangkan pengembangan wisata di wilayah bagian timur Kota Padang. Sehingga, masyarakat bisa memiliki pilihan alternatif destinasi wisata lain saat berkunjung ke ibu kota provinsi.

“Di wilayah timur kita punya banyak potensi yang menarik, mulai dari Lubuk Minturun, Lubuk Paraku, Bukit Nobita, dan Lubuk Hitam. Potensi inilah yang akan dikembangkan melalui kreativitas masyarakat. Sebab saat ini, yang berkembang baru di wilayah pantai di bagian barat,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Raju Minropa.

Menurut Raju, pengembangan sektor wisata harus dikemas dengan konsep balance and conected, yang artinya kawasan wisata yang terhubung dari barat ke timur. Hal ini diyakini akan memudahkan pelaku wisata dalam menyiapkan paket wisata, karena memiliki berbagai pilihan destinasi.

“Salah satu objek wisata menarik seperti gunung, daratan, dan laut yang jaraknya terlalu dekat, itulah daya tarik Kota Padang. Dengan itu, wisatawan akan dapat gunungnya, dapat lautnya, dan dapat juga pulaunya,” ujar Raju lagi.

Raju menambahkan, kawasan baru tersebut harus bisa mengupayakan pemberdayaan masyarakat, salah satunya dengan membentuk kelompok sadar wisata. Sehingga, potensi wisata bisa dikelola dengan baik. Kemudian, fasilitas infrastruktur pendukung juga harus ditingkatkan, seperti akses jalan menuju lokasi wisata, penerangan, dan lainnya. (h/mg-dar/mg-lan)

Exit mobile version