“Alangkah baiknya jika mereka para kepala dinas itu stand by saja di kantor. Kalau hanya untuk mencari informasi di lapangan dari masyarakat, biarlah saya saja. Kalau mereka ikut berapa pula biaya perjalanan dinasnya,” ucapnya.
Makanya jangan heran, jika suatu saat bertemu di Bandara, Rusma Yul Anwar dengan tas ransel di pundak naik maskapai biasa kelas ekonomi. Selama di luar daerah, termasuk di Jakarta saat bertemu Presiden atau menteri, suami Yunesti ini lebih memilih naik taksi daripada naik kendaraan khusus.
Prinsip hidup tidak mau neko-neko ini juga diterapkannya dalam keluarga. Tiga anak Rusma bila bepergian ke Padang atau daerah lain lebih memilih naik travel atau kendaraan umum lainnya.
Mantan Kepala Dinas Pendidikan Pessel era Bupati Nasrul Abit ini menuturkan, dia sebelumnya tidak pernah bercita-cita ingin menjadi bupati. Namun begitu, ia selalu berdoa agar diberikan kehidupan yang bermanfaat bagi orang lain.
“Semenjak kecil saya memang tidak pernah bermimpi menjadi seorang Bupati ataupun pemilik jabatan. Saya hanya selalu berdoa agar Allah memberikan saya hidup yang tidak sia-sia, serta bisa selalu memberikan manfaat bagi orang banyak,” ujarnya.
Bagi Rusma, jabatan adalah suatu ketetapan takdir yang telah digariskan Allah SWT kepada siapa pun yang dikehendaki-Nya. Amanah ini tidak akan pernah meleset dan jatuh kepada pundak yang salah.