Covid-19 Landai, Biro Umrah di Sumbar Kembali Bergairah

Jamaah Umrah. (IST)

PADANG, HALUAN—Kembali dibukanya izin ibadah umrah ke tanah suci bagi jemaah asal Indonesia menjadi angin segar bagi para pelaku usaha di bidang travel atau biro perjalanan haji dan umrah di Sumbar. Terlebih, pandemi Covid-19 menjadi masa-masa sulit bagi pelaku usaha travel haji dan umrah.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (ASITA) Sumbar, Darmawi menyambut baik kebijakan ini. Ia berharap tidak ditemukan kendala berarti saat pelaksanaan umrah nantinya.

“Kita bersyukur perjalanan umrah ini kembali dibuka. Ini angin segar bagi semua umat islam, khususnya di Indonesia. Harapan kami, kegiatan umrah ini dapat dilaksanakan dengan baik dan sempurna sesuai dengan aturan-aturan agama,” katanya kepada Haluan, Jumat (21/10).

Ia menyebutkan, kembali dibukanya pelaksaan ibadah umrah merupakan rahmat bagi sebagian anggota ASITA. Lantaran selama pandemi, sebagian besar usaha travel di bidang umrah tutup. Mereka harus bertahan hidup dengan mencari peluang usaha lain.

“Anggota ASITA yang bergerak di bidang travel umrah di Sumbar 20 persen dari total anggota 251 perusahaan. Dengan adanya kebijakan ini jelas menjadi suatu rahmat bagi pengusaha travel dan agen umrah di Sumbar,” katanya.

 Darmawi mengungkapkan bahwa pihaknya belum mengetahui secara rinci aturan-aturan menyangkut perjalanan umrah selama pandemi. Namun ia tetap berharap, dengan kembali dilakukannya ibadah umrah, ekonomi di Sumbar bisa kembali bergerak.

“Covid-19 sudah melandai, dan harapan kami tidak ada aturan yang menimbulkan kesulitan-kesulitan bagi para jemaah yang akan melaksanakan umrah nantinya. Semoga ini bisa menjadi awal kembalinya kita ke kehidupan normal seperti biasa,” katanya.

Terpisah, salah satu agen perjalanan umrah di Kota Padang, AET Travel juga menyatakan menyambut positif kebijakan dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi ini. Sekretaris AET Travel, Joni Alfandri mengaku mengapresiasi Pemerintah Arab Saudi dan Pemerintah Indonesia yang telah membuat ibadah umrah bisa kembali dilaksanakan.

Ia menyebut, perusahaannya mengalami kerugian besar, lantaran sejak Februari 2020 lalu, tidak satu pun keberangkatan umrah, setelah adanya pelarangan dari Pemerintah Arab Saudi. Tidak adanya keberangkatan umrah hampir dua tahun terakhir, membuat pendapan perusahaannya menurun drsatis. Hal ini ini membuat AET Travel terpaksa merumahkan karyawannya tanpa digaji.

“Sebelum pandemi, setiap tahunnya kami bisa membawa 3.000-5.000 jemaah pergi berumrah. Nah, per orangnya, kami biasa mematok harga Rp24-27 juta. Jadi, kalau tidak ada keberangkatan sama sekali, memang dampaknya sangat besar,” ujarnya.

Lebih jauh, ia mengatakan, saat ini pihaknya belum memberikan informasi lebih lanjut ataupun menyiapkan program keberangkatan bagi para jemaah. Hal ini karena masih menunggu regulasi dan aturan teknis dari Kementerian Agama (Kemenag) dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

“Kalau bicara soal biaya, untuk saat ini kami masih belum mampu menafsirkannya. Karena itu tadi, belum ada regulasi yang jelas dan pasti dari pemerintah,” katanya.

Hal senada juga disampaikan General Manager PT Sianok Indah Holiday, Toufik. Biro perjalanan umrah itu kini masih melakukan perekaman ulang data calon jemaah. Pihaknya belum membuka pendaftaran baru untuk jemaah umrah, serta belum menetapkan paket-paket umrah apapun.

Ia menyebut, hingga saat ini tercatat sudah ada 80 orang lebih yang terdata di biro perjalanan mereka. Jumlah tersebut berkurang dari sebelum pandemi lantaran beberapa jemaah memilih untuk melakukan refund lantaran sudah lanjut usia dan tidak memungkinkan untuk melakukan ibadah umrah.

“Sekarang masih melakukan perekaman data dulu. Tapi kalau sudah ada regulasi pasti, kami akan langsung bergerak melakukan persiapan,” ucapnya.

Ia menjelaskan, selama pandemi, PT Sianok Indah Holiday mengalami penurunan pendapatan yang signifikan. Kendati masih buka selama pandemi, tetapi nyaris tidak ada pemasukan sama sekali.

“Kami berharap pemerintah sesegera mungkin melakukan lobi-lobi yang riil dengan Pemerintah Arab Saudi. Sehingga ada keberpihakan kepada muslim Indonesia, dan tidak memberatkan,” katanya. (h/mg-dar/mg-hsz/mg-min)   

Exit mobile version