Pertunjukan “Catatan si Padang” yang Sukses Menyihir Penonton

Catatan si Padang sukses menyihir penonton pada malam pertama pertunjukannya di Genta Budaya Padang, Sabtu (23/10). Pertunjukan garapan Komunitas Seni Nan Tumpah ini dipersiapkan untuk Festival dan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2021 dan akan tayang secara daring pada indonesiana.tv. TIO FURQAN

PADANG, HALUAN—Komunitas Seni Nan Tumpah (KSNT) sukses melepas dahaga para penonton lewat pertunjukan Catatan si Padang yang mulai mentas di Gedung Genta Budaya Padang, Sabtu (23/10) malam. Pertunjukan ini masih berlangsung pada Minggu dan Senin setelahnya, tapi tiket “cuma-cuma” yang tersedia sudah habis sejak hari pertama.

Pembacaan Mahatma Muhammad selaku sutradara atas teks dramatik karya Muhammad Ibrahim Ilyas itu, sukses menyihir 150 lebih penonton pada hari pertama. Sejak dimulai pukul 20.00 hingga usai sekitar 22.30, penonton dibawa larut dalam deretan momen penting Kota Padang sebagai salah satu titik jalur rempah Nusantara, yang tersaji lewat adegan drama, liuk tari, serta dentuman musik.

“Komunitas Seni Nan Tumpah, sekali lagi berhasil membuat kita terpukau dan tersadar lewat karya-karyanya. Lewat Catatan si Padang, kita lebih mengenal masa lalu Kota Padang dan berharap dengan begitu kita semakin mencintai kota ini,” ucap Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Sumbar, Gemala Ranti, usai pertunjukan berlangsung.

Pemimpin Produksi Catatan si Padang, Ismail Idola membeberkan, bahwa pertunjukan yang digarap oleh Komunitas Seni Nan Tumpah ini juga dipersiapkan untuk Festival dan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2021, yang digelar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Ristek. Catatan si Padang juga ditayangkan secara daring lewat situs web indonesiana.tv.

“Catatan si Padang adalah interpretasi atas Kota Padang sebagai titik jalur rempah dengan kekayaan multikultural yang mengiringinya. Pertunjukan ini digelar selama tiga hari, sejak 23 hingga 25 Oktober di Genta Budaya Padang. Pertunjukan digelar gratis dengan protokol kesehatan yang ketat, termasuk jumlah penonton yang sangat terbatas,” ujar Ismail.

Sementara itu, sang Sutradara Mahatma Muhammad menjelaskan, bahwa Catatan si Padang melibatkan seniman dari berbagai lintas bidang kesenian serta berbagai komunitas seni di Sumatra Barat. Riset karya merujuk pada beberapa peristiwa sejarah Kota Padang sebagai salah satu titik jalur rempah, yang disampaikan lewat ragam kesenian tradisional yang berkembang di Kota Padang sebagai basis penciptaan karya.

“Proses penciptaan karya ini setidaknya memakan waktu 2,5 bulan mulai dari riset hingga latihan studio. Selain itu, produksi perekaman pertunjukan ini berlangsung selama 4 hari di Gedung Abdullah Kamil, Genta Budaya Padang, dan di kawasan Kota Tua serta Gedung Cagar Budaya Geo Wehry & Co di Kampung Pondok,” ucap Mahatma.

Lewat Catatan si Padang, kata Mahatma lagi, terlihat posisi strategis Kota Padang sebagai titik jalur rempah, lewat warisan keragaman budaya dan etnis yang terpelihara hingga kini di Kota Padang. Terutama sekali di kawasan Kota Tua Padang, yang menjadi kawasan bermukim ragam etnik hingga hari ini.

“Selain itu, kami ingin menyebarluaskan semangat kerja kolektif lewat karya ini. Sebab, seniman dari lintas bidang dan lintas generasi terlibat dalam Catatan si Padang. Oleh karena itu dalam pertunjukan ini tersaji Tari Balanse Madam, Saluang dan Dendang Pauah, Gamad, Silek Pauah, Barongsai, Tari India, Tari Sampan, dan lain sebagainya,” ujar Mahatma.

Sri Wahyuni (31), salah seorang penonton mengaku sangat kagum atas apa yang ditampilkan para seniman lewat Catatan si Padang. Terlebih, gairah berkesenian dan pertunjukan baru akan bangkit setelah hampir dua tahun terkendala oleh pandemi Covid-19.

“Bagi saya ini pertunjukan oleh Komunitas Seni Nan Tumpah ini sangat mengagumkan, setelah sekian lama tidak menonton pertunjukan secara langsung karena pandemi. Semoga ke depan pertunjukan serupa semakin banyak diproduksi oleh komunitas-komunitas seni lainnya. Ini kebetulan gratis, tapi menurut saya selayaknya pertunjukan ini berbayar,” ucap Sri. (h/isq)

 

Exit mobile version