HARIANHALUAN.ID- Mengurangi ketergantungan terhadap pupuk kimia bersubsidi, Anggota Komisi II DPRD Sumbar, Nurkhalis Dt. Bijo Dirajo mengajak masyarakat petani di Lima Puluh Kota beralih ke pupuk organik.
Hal ini disampaikan Nurkhalis saat pertemuan dengan masyarakat dalam rangkaian kunjungan safari Ramadan yang ia laksanakan di Masjid Mukhlisin, Kampuang Cibodak, Nagari Koto Tinggi, Kecamatan Gunuang Omeh Kabupaten Lima Puluh Kota, baru-baru ini.
Nurkhalis mengatakan, usaha pertanian utama yang dijalankankan masyarakat Nagari Koto Tinggi adalah budidaya jeruk jesigo. Namun dalam aktivitas pertanian yang dijalani, masyarakat setempat masih sangat awam dengan informasi pertanian.
Saat kedatangan Nurkhalis, masyarakat petani Nagari Koto Tinggi menyampaikan sejumlah persoalan. Diantaranya, mengeluhkan harga jeruk jesigo yang sangat lesu, banyaknya hama, dan pupuk yang mahal. Kepada Nurkhalis masyarakat meminta agar diarahkan bagaimana jalan keluar atau solusi untuk permasalahan yang dihadapi.
Menjawab pertanyaan dari masyarakat tentang permasalahan pupuk, Nurkhalis menyampaikan sudah saatnya petani untuk beralih ke pupuk organik. Jika tetap mengandalkan pupuk kimia bersubsidi kata dia, petani akan kesulitan karena kuota pupuk subsidi yang diterima Sumbar dari pusat sangat dibatasi.
“Suplai pupuk subsidi yang kita terima dari pemerintah pusat hanya 30 persen dari kebutuhan petani di Sumbar. Jadi memang tidak bisa kita masih mengandalkan pupuk kimia bersubsidi, mari kita buat pupuk organik dengan bahan baku yang banyak tersedia di sekitar kita,” ucapnya.
Disebut Nurkhalis, agar masyarakat mampu mengolah pupuk organik sendiri, pihaknya siap menganggarkan alat mesin pencacah melalui dana pokirnya di DPRD Sumbar. Begitupun untuk ilmu membuat pupuk organik ini, ia siap menganggarkan program bimtek untuk masyarakat petani dengan mengundang ahli di bidang pertanian, sehingga masyarakat paham bagaimana cara membuat pupuk organik.
Masih terkait upaya mendorong petani agar beralih ke pupuk organik, Nurkhalis menyarankan mereka agar memelihara kambing, itik, ayam, dan ternak yang lainnya. Hal ini agar tercipta pertanian yang terintegrasi, yakninya antara peternakan dan usaha perkebunan, jeruk jesigo yang dijalankan masyarakat bisa saling mendukung.
Ternak masyarakat bisa dilepas bebas di perkebunan jeruk yang ada, kemudian kotoran dari ternak tersebut bisa jadi pupuk organik untuk tanaman jeruk yang dimiliki masyarakat.
Sehubungan dengan ini, kunjungan safari Ramadan Nurkhalis ke Masjid Mukhlisin Kampuang Cibodak Nagari Koto Tinggi disambut antusias oleh warga setempat.
Saat kedatangan Nurkhalis warga memotong kambing sebagai wujud suka cita telah dikunjungi wakil rakyat mereka. Dalam kunjungan safari Ramadan itu Nurkhalis juga menyerahkan bantuan dana hibah dari pemerintahan provinsi sebesar Rp25 juta untuk Masjid Mukhlisin. (*)