Semarakkan HBDI ke-115, IDI Sumbar Lakukan Pengabdian dan Ekspo Kesehatan

Peringatan Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI) ke-115 di Sumbar diisi dengan pengabdian masyarakat dan ekspo kesehatan. YESI

PADANG, HARIANHALUAN.ID – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sumatra Barat (Sumbar) turut menyemarakkan Hari Bakti Dokter Indonesia (HBDI) ke-115. Kegiatan yang dilakukan yaitu pengabdian masyarakat di Puskesmas Anak Aia Koto Tangah, Sabtu (20/5) dan ekspo kesehatan di GOR Agus Salim, Minggu (21/5).

Ketua IDI Cabang Padang, Muhammad Riendra menjelaskan pihaknya diberi amanah sebagai pemusatan HBDI di Sumbar. Dengan mengangkat tema Aksi IDI Atasi dan Cegah Stunting dengan satu hari bersama anak stunting.

Ia juga menjelaskan kegiatan yang dilakukan selama dua hari ini.

“Hari pertama ini pengabdian masyarakat kita membuka layanan diantaranya diagnosis dari dokter anak, status gizi oleh ahli gizi, demo masak, soft launching modul tata laksana stunting, dan besoknya ada ekspo kesehatan di Gor H Agus Salim,” katanya.

Ketua IDI Sumbar, Roni Eka Sahputra berharap dengan rangkaian peringatan HBDI ke-115 ini keberadaan dokter bisa semakin dirasakan di tengah-tengah masyarakat.

“Kita berharap kehadiran kita dirasakan dan menjadi bagian dari mayarakat karena kehadiran kita juga akan membangun kekuatan kesehatan di Sumbar,” kata Roni.

Ia berharap kegiatan serupa dapat diikuti seluruh pengurus IDI Cabang di Wilayah Sumbar.

“Kita mengimbau IDI cabang di seluruh wilayah Sumbar melakukan kegiatan serupa. Bersama kita kuat, bersama kita bisa,” ucapnya.

Selain itu juga ada kegiatan ekspo kesehatan pada keesokan harinya dengan memberikan layanan pemeriksaan gratis kepada masyarakat.

“Kegiatan ini bagian dari pengabdian kami para dokter untuk masyarakat. Mari beramai-ramai datang dalam kegiatan pengobatan gratis ini,” ucap Rony.

Setidaknya, kata Rony, 20 perhimpunan organisasi kesehatan memberikan layanan kesehatan sesuainya bidangnya kepada masyarakat.

Selain pemeriksaan kesehatan ada juga edukasi tentang stunting oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Sumbar, pemeriksaan status gizi anak, fakta stunting, penyuluhan edukasi deteksi kanker dan lain sebagainya.

“Kami juga sediakan door prize menarik bagi pengunjung,” tuturnya.

Dari pantauan Haluan terlihat masyarakat antusias dan tumpah ruah mengunjungi stand-stand pada ekspo Kesehatan tersebut.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Sri Kurnia Yati yang membuka kegiatan secara resmi mengapresiasi IDI yang berhasil mengangkatkan kegiatan ini dengan sukses.

“Meskipun temanya satu hari bersama anak stunting, tapi semoga kegiatan ini berkelanjutan tidak hanya hari ini saja,” ucapnya.

Sri juga menyebutkan penanganan stunting tidak bisa dikerjakan oleh Dinas Kesehatan Kota Padang sendiri saja, butuh dukungan banyak pihak.

“Kami berharap juga dengan launching modul penangan stunting juga merupakan keseragaman kita dalam penanganan stunting. Bagaimana kontribusi masing-masing OPD dan organisasi di kota Padang dalam penangan stunting,” kata dia.

Penanganan stunting, kata dia perlu dimulai dari hilirnya. Mulai dari remaja putri. Mendeteksi berapa remaja putri yang beresiko tinggi seperti anemia agar bisa diantisipasi. Kemudian hingga pemahaman ke lansia.

“Di Kota Padang hampir 30 persen ibu-ibunya bekerja. Jadi anak- anak tinggal dengan neneknya. Nah bagaimana strategi agar nenek yang mengasuh cucu-cucunya mendapat pemahanan yang sama erkait stunting. Jadi seluruh siklus hidup punya peran menekan stunting dari remaja putri hingga lansia,” kata dia. (yes)

Exit mobile version