Selain dipicu lemahnya kontrol pengawasan institusi keluarga, kata Bundo Raudha, perilaku LGBT juga akan semakin tumbuh subur di tengah masyarakat Minang saat ini yang cenderung bersikap acuh dan tidak peduli terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. “Artinya, terjadi pembiaran perilaku menyimpang, Masyarakat kita tidak peduli, takut menegur, sebab mereka juga takut melanggar HAM. Maka terjadilah pembiaran,” katanya.
Ia menerangkan, gejala perkembangan perilaku LGBT di Sumbar, sejatinya sudah bisa diamati secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dimana menurutnya, lelaki yang berpenampilan seperti perempuan saat ini sudah semakin mudah ditemukan di berbagai tempat umum di Sumbar.
Bundo Raudha juga menduga, masifnya perkembangan orientasi perilaku seksual menyimpang dewasa ini, juga tidak terlepas dari semakin masifnya kampanye LGBT secara terselubung maupun terang-terangan yang dilakukan sejumlah pihak belakangan ini.
“Paham ini berasal dari luar. Ada Grand Design, Misalnya saja kedatangan grup band Coldplay yang akan konser di Jakarta nanti. Itu kan lambangnya pelangi, tapi tidak ada larangan dari pemerintah, jadi mereka dapat angin,” jelasnya.
Bundo Kanduang berpesan, di tengah kondisi yang terjadi hari ini, institusi keluarga, khususnya para kaum ibu di Ranah Minang, harus bisa mengawasi dan memantau setiap aktivitas anaknya.
” Para ibu harus berhasil menanamkan raso. Anak ini jangan sampai membuek sadiah ibunyo, manyusahan ayahnyo, serato mambuek malu mamaknyo,” pungkas Bundo Raudha Thaib mengakhiri. (fzi)