Digagas BKKBN, di Sumbar Kini Ada Sekolah Lansia

Suasana sosialisasi sekolah lansia di Hotel Santika Premiere Padang, Senin (19/6). YESI

PADANG, HARIANHALUAN.ID – BKKBN Sumbar telah meluncurkan sekolah lansia pertama yang bertempat di Sekretariat Rumah Keluargaku Kecamatan Nanggalo, Senin (19/6).

Ketua Tim Pokja Bina Keluarga Lansia (BKL) Perwakilan BKKBN Sumbar, Dedy Agustanto menjelaskan tujuan sekolah lansia yaitu peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi lansia.

“Melalui program Sekolah lansia ini, diharapkan kualitas hidup lansia dapat meningkat. Lansia memiliki aktivitas produktif dan terhindar dari dementia bahkan alzheimer. Sehingga sekolah lansia nanti dapat menjadi wadah menciptakan lansia yang tangguh,” ucapnya.

Pada sekolah lansia nanti menjadi tempat pendidikan non formal, sepanjang hayat yang tidak hanya edukasi tapi memberikan permainan, sharing pendapat lansia yang telah berhasil. Ada juga kumpul-kumpul ringan seperti bernyanyi, forum curhat bahkan membuat keterampilan sederhana agar lansia tetap beraktivitas.

Selain itu pada tahapan pembelajaran lansia setelah 12 kali pertemuan nanti di akhir diberi apresiasi berupa wisuda, sehingga nanti lansia bahagia.

“BKKBN menargetkan terbentuk satu sekolah lansia masing-masing Kabupaten/Kota di Sumbar,” kata Dedy.

Ia juga mengingatkan agar keluarga yang merawat lansia untuk mengunakan aplikas GO LANTANG (Go Lansia Tangguh). Aplikasi ini digunakan untuk lansia dan keluarga lansia dalam mewujudkan lansia tangguh dan berkualitas.

“GO LANTANG juga mensosialisasikan program BKL, memuat artikel terkait lansia, adanya indikator kesehatan yang dapat digunakan sebagai perhitungan kesehatan bagi lansia secara personal, serta terdapat fitur konsultasi bagi lansia,” ucapnya.

Direktur Bina Ketahanan Keluarga Lansia dan Rentan BKKBN RI, Elsa Pongtularang menyampaikan Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) termasuk 8 besar jumlah lansia diatas 10 persen di Indonesia (aging population).

“Indonesia telah masuk aging popularion. Menurut Susenas 2022 ada 8 provinsi yang persentase jumlah lansia diatas 10 persen. Paling tinggi itu DI. Yogyakarta (16,69 persen), Jawa Timur (13,86 persen), Bali (13,53 persen), Jawa Tengah (13,07 persen), Sulawesi Utara (12,98 persen), Sumatra Barat (10,79 persen) ini sudah cukup tinggi, Sulawesi Selatan (10,65 persen) dan Lampung (10,34 persen),” ujarnya saat menjadi narasumber pada sosialisasi sekolah lansia di Padang, Senin (19/6).

Sedangkan data BPS, jumlah lansia pada 2023 mencapai 10,84 persen.

Untuk di Sumbar sendiri, juga banyak ditemukan lansia hidup dengan tiga generasi. Dari nenek hingga cucu.

Meskipun banyak yang menyebut tingginya jumlah lansia juga dipengaruhi tingginya harapan hidup, rendahnya angka kematian, juga fasilitas kesehatan yang semakin baik, namun tingginya jumlah lansia menjadi potensi dan tantangan tersendiri di keluarga dan masyarakat.

“Lansia yang mulai mengalami penurunan dari kemampuan kognitif dan fisik seharusnya bukan dianggap menjadi beban ditengah keluarga maupun masyarakat, tapi perlu diarahkan agar menjadi lansia smart (sehat, mandiri, aktof, produktif dan bermartabat),” ucapnya.

Elsa mengungkapkan Di DIY rata-rata lansia nya buta huruf tapi mereka sangat antusias mengikuti sekolah lansia setelah diukur kesehatannya melalui penelitian, menunjukkan hasil semakain membaik.

Elsa menambahkan saat ini sudah ada 184 sekolah lansia di Indonesia.

“Pada pembelajaran sekolah lansia akan melalui tahapan 7 dimensi lansia tangguh, diantaranya dimensi spiritual, intelektual, fisik, emosional, sosial, kemasyarakatan, profesional vokasional dan dimensi lingkungan,” ucapnua.

Persiapan kurikulum sekolah lansia berbasis pada 7 dimensi lansia itu juga beririsan dengan 8 fungsi keluarga.

Fungsi perlindungan, fungsi cinta kasih, fungsi agama, fungsi sosial budaya, fungsi sosil pendidikan, fungsi ekonomi. Fungsi reproduksi, dalam cangkupam luas peran lansia sebagai motivator bagaimna pengaturan jarak, kelahiran agar lahir generasi berkualitas. Dan fungsi lingkungan.

Elsa menambahkan sekolah lansia diperuntukkan bagi lansia yang berusia diatas 60 tahun dan merupakan lansia yang sehat, tidak yang membutuhkan perawatan jangka panjang atau yang bisa jalan harapannya nanti dapat produktif. (h/yes)

Exit mobile version