• Index
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Kamis, 26 Januari 2023
04 Rajab 1444
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Home
  • Utama
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Sumbar
    • Agam
    • Bukittinggi
    • Dharmasraya
    • Kabupaten Solok
    • Kota Solok
    • Limapuluh Kota
    • Mentawai
    • Padang
    • Padang Panjang
    • Padang Pariaman
    • Pariaman
    • Pasaman
    • Pasaman Barat
    • Payakumbuh
    • Pesisir Selatan
    • Sawahlunto
    • Sijunjung
    • Solok Selatan
    • Tanah Datar
  • Opini
  • Pendidikan
  • Hiburan
  • Webtorial
  • Lainnya
    • Entrepreneur
    • Pariwisata
  • Home
  • Utama
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Sumbar
    • Agam
    • Bukittinggi
    • Dharmasraya
    • Kabupaten Solok
    • Kota Solok
    • Limapuluh Kota
    • Mentawai
    • Padang
    • Padang Panjang
    • Padang Pariaman
    • Pariaman
    • Pasaman
    • Pasaman Barat
    • Payakumbuh
    • Pesisir Selatan
    • Sawahlunto
    • Sijunjung
    • Solok Selatan
    • Tanah Datar
  • Opini
  • Pendidikan
  • Hiburan
  • Webtorial
  • Lainnya
    • Entrepreneur
    • Pariwisata
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Utama
  • Politik
  • Otomotif
  • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Sumbar
  • Hiburan
  • Lifestyle
  • Opini
  • Pariwisata
  • Entrepreneur
  • Webtorial
Home Utama

Maskot Istano Basa Pagaruyuang yang Menolak Kalah dari Pandemi

RedaksiRedaksi
Sabtu, 12/3/22 | 19:24 WIB
0
SHARES
ShareTweetSendShare
Sejumlah pemakai kostum maskot uda-uni di kawasan wisata Istano Pagaruyuang, Tanah Datar. Kunjungan wisata yang masih sepi selama pandemi berdampak pada penghasilan para pemakai kostum tersebut. IRHAM

Oleh: Putri Yona

Menjelang siang hari, kawanan maskot berkostum adat itu serentak mencari tempat yang lebih teduh. Rabu (27/10) siang itu, langit di Kompleks Istano Basa Pagaruyuang menyemburkan hawa panas menyengat. Keringat akan mengucur deras bila terus bertahan di area terbuka sekitar kawasan cagar budaya itu.

BACA JUGA

Babi Hutan Banyak Terkapar, Buru Alek Batipuh Ateh Sukses

Kamis, 26/1/23 | 20:19 WIB

Rivan Purwantono: Tim Pembina Samsat Nasional Bahas Roadmap Implementasi Penghapusan Data Ranmor Bagi Penunggak Pajak Jakarta

Kamis, 26/1/23 | 19:33 WIB

Setelah berteduh, bagian kepala maskot itu dicopot. Satu per satu wajah di balik kostum raksasa itu pun terlihat jerih, haus, dan sedikit pucat. Namun, satu hal yang cukup mengagetkan, tiga orang di balik maskot itu ternyata perempuan paruh baya, yang wajahnya agak memerah dan sedikit basah oleh peluh.

Kepada Haluan, kawanan maskot itu tengah rehat sambil menunggu para pelancong datang dan mengajak untuk berfoto. Bila Istano Pagaruyuang ramai didatangi wisatawan, para maskot itu akan digandrungi. Namun, sejak pandemi Covid-19 terjadi, Istano Pagarayuang yang sepi pengunjung sangat berpengaruh pada pekerjaan sebagai maskot.

Salah seorang pemakai kostum maskot itu, Ramanis (51), mengatakan bahwa jumlah wisatawan yang datang ke Istano Pagaruyuang masih belum ramai meski PPKM sudah beralih dari level IV. Terlebih pada hari-hari biasa selain akhir pekan.

“Bahkan Istano sempat ditutup karena pandemi, dan kami harus berhenti mencari nafkah di sini,” ujar Ramanis kepada Haluan, Rabu (27/10).

Ramanis dan belasan warga setempat lainnya memang menggantungkan hidup dari aktivitas sebagai maskot di kawasan Istano Pagaruyuang. Ada yang menggunakan kostum adat, dan ada juga yang memakai kostum tokoh-tokoh kartun yang biasa digilai anak-anak. Biasanya, para pengujung akan memberikan uang Rp5.000 hingga Rp10.000 untuk satu kali sesi berfoto dengan maskot-maskot itu.

“Diberi suka rela pun tak apa-apa. Kadang ada yang kasih lima ribu, kadang ada yang ngasih sepuluh ribu,” kata Ramanis lagi.

Ibu lima anak itu mengaku hampir setiap hari ke Istano Pagaruyuang untuk menjalani profesi yang hampir mirip profesi menjadi badut itu. Pada pagi hari, ia sudah berangkat dari rumah menuju tempat penyewaan maskot yang tidak berada jauh dari Istano. Lalu, sekitar pukul 10.00 WIB Ramanis mulai berkeliling mencari pengunjung untuk diajak berfoto.

Menurut Ramanis, berat maskot kostum baju adat dengan tingkuluak corak merah yang ia kenakan mencapai tiga kilogram, sehingga ia harus senantiasa menahan beban di badan setiap kali berusaha mendapatkan pelanggan untuk diajak berfoto. Belum lagi, hawa panas di dalam kostum itu juga harus ditahan selama ia memakainya.

Bagi Ramanis, menjalani profesi sebagai pemakai kostum maskot adalah pilihan terbaik saat ini untuk menambah penghasilan suaminya yang bekerja sebagai pemotong karet. Terlebih, anak kedua Ramanis tengah sakit dan dirawat di Kota Padang, dengan kebutuhan biaya perawatan rutin setiap bulan. Selain itu, tiga anaknya juga tengah menempuh pendidikan.

“Suami saya bekerja di ladang sebagai pemotong karet. Kadang menawarkan jasa memanen sawah orang. Ini belum cukup untuk memenuhi biaya keluarga dan untuk anak sekolah. Saya memang canggung saat awal-awal bekerja sebagai maskot. Namun, demi kebutuhan hidup, ini terpaksa harus ditekuni,” tutur Ramanis lagi.

Hal senada juga disampaikan pemakai kostum maskot lainnya, Marsida (50), bahwa kondisi perekonomian adalah alasan utama yang mendorongnya menjalani profesi seperti badut tersebut. Marsida sendiri bahkan sudah melakoni pekerjaan menjadi maskot sejak empat tahun yang lalu.

“Motivasi saya bertahan sebagai maskot karena tidak ada pekerjaan yang lain. Kalau bekerja menggembala sapi, itu harus menunggu lama untuk bisa mendapatkan hasil. Kalau mengelola sawah, juga harus menunggu sampai waktu panen. Bekerja seperti ini, memakai kostum ini, bisa mendapatkan penghasilan setiap hari untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya.

Marsida mengaku tetap bersyukur masih bisa bekerja sebagai maskot, meski sejak pandemi jumlah pengunjung yang datang ke Istano Basa Pagaruyuang sangat berkurang. Bahkan saat keadaan lengang, ia terkadang hanya membawa uang Rp15 ribu ke rumah.

“Menjadi maskot itu gampang-gampang susah, sebab pendapatannya tidak pasti. Kadang ketika sepi sekali, pernah hanya Rp15 ribu sehari,” kata Marsida lagi.

Meski demikian, Marsida mengaku tetap harus lihai menemukan pengunjung yang bersedia diajak berfoto. Selain itu, di Kompleks Istano sendiri setidaknya ada 20 orang yang menggeluti profesi sebagai maskot.

Beberapa waktu lalu, baik Marsida mau pun Ramanis terpaksa mencari pekerjaan lain selama Istano Pagaruyuang ditutup karena penerapan PPKM. Ramanis memilih ikut bersama suaminya, membantu orang memanen di sawah, sedangkan Marsida sempat berkeliling menawarkan jasa setrika baju dari rumah ke rumah.

Namun sejak status PPKM dicabut dan Istano Pagaruyuang kembali dibuka untuk umum, para pemakai kostum maskot itu kembali berburu wisatawan untuk diajak berfoto. Marsida sendiri berharap agar pandemi segera berakhir dan kegiatan wisata kembali normal. Ia kerap membayangkan, kunjungan wisatawan ke Istano Pagaruyuang kembali ramai saat momen Lebaran, karena pada saat itulah ia berpeluang mendapatkan penghasilan yang lebih banyak. (*)

Keyword: PagaruyungPariwisataTanah Datar
ShareTweetSendShare

BACA JUGA

Babi Hutan Banyak Terkapar, Buru Alek Batipuh Ateh Sukses

Kamis, 26/1/23 | 20:19 WIB

Rivan Purwantono: Tim Pembina Samsat Nasional Bahas Roadmap Implementasi Penghapusan Data Ranmor Bagi Penunggak Pajak Jakarta

Kamis, 26/1/23 | 19:33 WIB

Berikan Pelayanan Terbaik, Jasa Raharja Serahkan Santunan Langsung kepada Ahli Waris Sah

Kamis, 26/1/23 | 12:43 WIB

DK PWI Sumbar Komitmen Tegakkan Marwah Profesi, Wartawan Dibela Jika Berada di Jalur yang Benar

Kamis, 26/1/23 | 09:50 WIB
Rekomendasi

Kiprah Semen Padang Tak Pernah Surut Membina Generasi Muda Lewat Olahraga dan Seni Budaya

Gelar Webinar dan Kompetisi Business Plan, Semen Padang Siapkan Rp53 Juta untuk Rencana Bisnis Terbaik

HALUANTERPOPULER

  • Rem Blong, Truk Gilas Enam Mobil dan Dua Motor, Ada Korban Jiwa!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pendaftaran Komcad Dibuka, Minimal Tamatan SMP Berpangkat Kopral

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pascalaka Beruntun di Panyalaian, Macet Panjang, Sistem Buka Tutup Jalan Diberlakukan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pengertian Sako, Pusako dan Sangsoko di Minangkabau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pusat Perlengkapan dan Kebutuhan Bayi Terlengkap, Miniku Baby Store Hadir di Padang

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pariwisata Bukittinggi dengan Jam Gadang dan Nasi Kapau

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Babi Hutan Banyak Terkapar, Buru Alek Batipuh Ateh Sukses

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • SMA Praja Nusantara Sumbar Hadir di Padang dan Padang Pariaman

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Jalan Utama Parah, Jalan Alternatif Memprihatinkan! Warga Bertaruh Nyawa Menyeberang Batang Tiku Agam

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Gubernur Mahyeldi Bangun Jalan Alternatif Padang-Bukittinggi, Ini Jalur Lokasinya!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
HarianHaluan.id

HarianHaluan.id

Kantor Redaksi dan Bisnis:
Jln. Prof Hamka (Komp. Bandara Tabing - Lanud St. Syarir) - Kota Padang - Sumatera Barat (25171)

  redaksihaluan.id@gmail.com

  0812 7790 1410
+62 812 7790 1410

  • Agam
  • Breaking News
  • Bukittinggi
  • Dharmasraya
  • Ekonomi
  • Entrepreneur
  • Galeri Foto
  • HALUAN
  • Hiburan
  • INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
  • Kaba Ranah
  • Kaba Rantau
  • Kabupaten Solok
  • Kampus
  • Kota Solok
  • Lifestyle
  • Limapuluh Kota
  • Mentawai
  • Olahraga
  • Opini
  • Otomotif
  • Padang
  • Padang Panjang
  • Padang Pariaman
  • Pariaman
  • Pariwisata
  • Pasaman
  • Pasaman Barat
  • Payakumbuh
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Pesisir Selatan
  • POLITEKNIK NEGERI PADANG
  • Politik
  • Prakiraan Cuaca
  • Ranah & Rantau
  • Sastra Budaya
  • Sawahlunto
  • Sijunjung
  • Solok Selatan
  • Sumbar
  • Tanah Datar
  • Utama
  • Webtorial
  • Index
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber

Copyright © 2022 HarianHaluan.id

Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Home
  • Utama
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Sumbar
    • Agam
    • Bukittinggi
    • Dharmasraya
    • Kabupaten Solok
    • Kota Solok
    • Limapuluh Kota
    • Mentawai
    • Padang
    • Padang Panjang
    • Padang Pariaman
    • Pariaman
    • Pasaman
    • Pasaman Barat
    • Payakumbuh
    • Pesisir Selatan
    • Sawahlunto
    • Sijunjung
    • Solok Selatan
    • Tanah Datar
  • Opini
  • Pendidikan
  • Hiburan
  • Webtorial
  • Lainnya
    • Entrepreneur
    • Pariwisata

Copyright © 2022 HarianHaluan.id