PADANG, HALUAN—Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) melalui Dinas Kebudayaan (Disbud) telah berhasil mencatatkan kesenian tradisi Rabab-Babiola yang berkembang di Pesisir Selatan, Solok Selatan, dan Padang Pariaman, sebagai Warisan Budaya Tak benda Indonesia (WBTbI), yang kemudian akan bersaing dengan 40 karya budaya Sumbar lainnya. Rabab ditetapkan pada tahun 2015 dan Babiola pada tahun 2019.
Di samping warisan tentu perlu dijaga, Gubernur Sumbar, Mahyeldi memiliki cara unik untuk menjaga warisan itu. Rabab babiola akan diajak tampil di Kompleks Gubernuran Sumbar dalam acara-acara khusus.
“Seni musik tradisi rabab-babiola merupakan hasil kebudayaan yang jadi identitas kita, Minangkabau, Sumatra Barat. Salah satu upaya agar hasil kebudayaan terus tumbuh dan berkembang ialah pelestarian. Saya minta, yang terbaik tampil pada acara ini saya undang untuk main rabab-babiola di Gubernuran,” kata Mahyeldi.
Keinginan gubernur ini pun disambut gembira para perabab-pabiola. Terdapat Lima kelompok Rabab/Babiola yang merupakan generasi muda yang ikut dalam kegiatan pendampingan tersebut. Menurut Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Gemala Ranti, pelatihan dilakukan sebayak 20 kali pertemuan diikuti 5 kelompok dengan perincian 1 kelompok di Kabupaten Padang Pariaman, 3 kelompok di Kabupaten Pesisir Selatan dan 1 kelompok di Kabupaten Solok Selatan
“Masing-masing kelompok terdiri dari lima orang dengan pembekalan dari narasumber berkompeten,” ucap Gemala.
Selain pelatihan langsung, juga akan dibuat buku ajar (buku saku) dan program tutorial serta publikasi di media. Kegiatan pengembangan dan pembinaan seni dan budaya ini diusulkan melalui pokok pikiran anggota DPRD Provinsi Sumatera Barat Bapak Supardi.
Gubernur berharap, kegiatan pendampingan dengan platform pemanfaatan dana pokir anggota dewan ini bisa meningkatkan kualitas sumber daya pelaku kesenian tradisional Minangkabau. “Jika ini berhasil, dampaknya sangat besar. Pertama pelestarian kekayaan seni kita. Terbuka pula peluang untuk mendatangkan wisatawan,” ujar Mahyeldi.
Selain masyarakat Kanagarian Sungai Liku Palangai, Festival Barabab-Babiola ini juga dihadiri puluhan pengajar ISI Padang Panjang, jajaran Pemkab Padang Pariaman, Solok Selatan, dan Pesisir Selatan. Puncak dari rangkaian Festival Rabab-Babiola yang diikuti 3 kabupaten ini menampilkan kemahiran masing-masing kelompok silih berganti tampil di panggung utama dan di pondok-pondok. (h/mg-dar)