PADANG, HARIANHALUAN.ID – Tiga SMK yakni SMKN 2 Padang, SMKN 4 Padang dan SMKN 8 Padang berkolaborasi menghasilkan batik sekolah.
Produk kolaborasi dari 3 SMK ini diberi brand Braja Batik. Pada tahun 2023 ini berlanjut dalam kegiatan SMK Pusat Keunggulan Pemadanan dukungan lanjutan.
Target produksi tahun ini adalah 40.000 ribu picis. Terdiri dari seragam batik SMK dan SMA dengan motif ciri khas Minangkabau.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Kiki Yuliati membuka Peluncuran Braja Batik Program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan di SMKN2 Padang, Kamis (6/7).
Melalui program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan ini telah memberikan dukungan terhadap 8 SMK di Sumbar, yakni terdiri dari 7 SMK Negeri dan 1 SMK Swasta.
SMK ini menerima bantuan tahun 2022 lalu, dan bantuan yang diterima berupa bantuan dari industri sebesar Rp7,8 miliar.
Program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan ini merupakan program kolaborasi yang melibatkan sekolah, unsur pendidikan dan industri.
Anak-anak akan dapat pengalaman kerja sejak dini. Pada usia 15 tahun, anak-anak di SMK yang masuk kelas 2 sudah bisa ikut magang untuk mendapatkan pengalaman kerja.
“Jadi melalui program ini maka dihadapkan pada generasi muda yang perlu didisiplinkan dan kerja keras dari dini,”katanya.
Tidak hanya SMK saja, ia juga mengajak SMA untuk ikut dalam pemberikan pembekalan teknis tertentu melalui program ini dengan bekerjasama dengan SMK.
“Lulusan SMK tidak banyak yang melanjutkan studi tapi sudah banyak memasuki dunia kerja. Kita atas nama pemerintah mendukung Pemda yang telah banyak berkomitmen mendukung perkembangan SDM di daerahnya,” ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah mengatakan, generasi sekarang ini untuk disiapkan memimpin Indonesia tahun 2045.
Menurutnya, untuk mewujudkan hal tersebut sekolah saat ini diberi keleluasaan mengembangkan kurikulum, dan kuncinya sama kepala sekolah.
Dinas Pendidikan dapat mendorong kepala sekolah melahirkan inovasi dan sinergi serta kolaborasi dengan berbagai pihak. Tinggal di daerah mau ke mana dan apa yang akan dilakukan.
Pemprov Sumbar, kata Mahyeldi, telah memulai dengan menghadirkan BLUD, sehingga tamatan SMK betul-betul bisa masuk dunia kerja.
Sementara, untuk tamatan SMA, kondisinya saat ini yang diterima perguruan tinggi hanya 30 sampai 40 persen.
“Untuk menyiapkan mereka yang tidak diterima perguruan tinggi dan memasuki dunia kerja perlu melibatkan perantau. Jadi perantau apapun yang menjadi kebutuhan SDM di rantau, bisa disiapkan mulai sekarang di daerah,” ujarnya.
Persiapan lainnya, kata Mahyeldi, khusus SLTA, juga beberapa waktu lalu disiapkan 2 ribu siswa SLTA yang memiliki minat dan bakat masuk TNI, Polri dan sekolah ikatan dinas, mulai disiapkan SDM mereka sesuai minat dan bakat mereka.
Sebelumnya, Direktur CV Novia, Novia Ertini, mengaku bangga sebagai lulusan SMK, bisa membangun dan mengembangkan potensi.
Salah satunya potensi industri tekstil dan fesyen di Sumbar melalui program SMK Pusat Keunggulan Skema Pemadanan.
Melalui program ini industri bisa berkolaborasi dengan SMK dalam menyusun kurikulum belajar, magang guru, sertifikasi guru.
Selain itu membangun kelas industri yang berada di ruang lingkup sekolah, menjadi guru tamu dan membantu melengkapi peralatan kelas industri sehingga bisa menyiapkan cikal bakal Entrepreneurship dari lulusan SMK.
Kegiatan project best learning ini dimulai pada tahun 2022. Novia mengungkapkan industri yang dipimpinnya memberikan bantuan kepada 3 SMK di Sumbar.
Yaitu, SMKN 2 Padang sebesar Rp800.377.000, SMKN 4 Padang (Rp1.738.000.000) dan SMKN 8 Padang (Rp1.265.500.000).
Melalui program ini, masing-masing SMK memiliki peranan. SMKN 4 Padang dengan jurusan desain komunikasi visual (DKV) berfungsi mendesain motif-motif batik yang akan dicetak di lembaran kertas sublin.
“Kami indusri menempatkan sebuah mesin digital printing tekstil skala indusri (1000 M/hari) dengan nilai Rp1,8 miliar,” katanya.
Selanjutnya SMKN 8 Padang dari kertas sublim dicetak pada lembaran kain dan setelah itu dijahit menjadi kemeja pria dan wanita.
Sementara SMKN 2 Padang menjualkan produk yang dihasilkan 2 SMK tersebut secara online dan offline.
“Produk kolaborasi dari 3 SMK ini kami beri nama brand Braja Batik. Alhamdulillah tahun 2023 ini berlanjut dalam kegiatan SMK Pusat Keunggulan Pemadanan dukungan lanjutan,” katanya.
Kepala Bidang (Kabid) SMK Dinas Pendidikan Provinsi Sumbar, Ariswan menambahkan, pekerjaan untuk menghadirkan Braja Batik ini telah dilaksanakan sejak 2021.
“Kita kawal Braja Batik, Bahkan hampir familiar di SMK, Kacabdin dan guru. Sudah 18 ribu batik dijahit tahun lalu,” ujarnya.
Dengan hadirnya Braja Batik ini, membuktikan SMK bisa berkolaborasi. Hal ini tidak terlepas dari dukungan Pemprov Sumbar secara legalitas formal melalui BLUD.
“Melalui BLUD kolaborasi dengan 16 OPD dan saat ini sudah 38 BLUD hadir di Sumbar,” terangnya.
Saat ini dengan diizinkannya SMK menjahit baju, maka batik untuk SMA seluruhnya diambil melalui Braja Batik, yang jumlahnya mencapai 40 ribu.
“Kita juga bisa kerja sama UMKM setempat. UMKM bisa menjahit kalau sekolah tidak mampu menyediakan. Ada 16 sekolah yang miliki keahlian menjahit yang dilibatkan untuk memproduksinya,” ucapnya. (h/fdi)