Dishut: Terpantau Peningkatan Titik Panas di Sumbar

kebakaran hutan

HALUANNEWS, PADANG — Sebulan terakhir, terjadi peningkatan titik panas (hotspot) di sejumlah wilayah di Sumatra Barat (Sumbar). Hal ini diketahui berdasarkan pemantauan Dinas Kehutanan (Dishut) Sumbar.

Meski belum semasif provinsi tetangga, namun peningkatan hotspot ini tetap perlu diwaspadai. Kepala Dishut Sumbar, Yozwardi menyebutkan, peningkatan hotspot ini masih dalam batas kewajaran, mengingat sudah mulai masuknya musim kemarau.

Biarpun begitu, sejumlah langkah antisipasi sudah dipersiapkan pihaknya sejak jauh-jauh hari. Menurutnya, sejak pertengahan Maret lalu pantauan hostpot di Sumbar memang menunjukkan tren kenaikan. Setidaknya selalu ada penambahan hotspot baru setiap harinya.

Beberapa lokasi yang terpantau terdapat kemunculan hotspot, di antaranya di Kabupaten Agam, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Solok Selatan (Solsel), dan Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel).

“Yang paling banyak itu daerah Pessel. Tapi, berdasarkan pantauan hari ini sebagian besar sudah hijau. Seperti di Lunang dan Tapan, yang sebelumnya banyak terpantau hotspot, sekarang sudah hijau semua,” katanya kepada Harianhaluan.id, Kamis (7/4/2022).

Biarpun begitu, hal tersebut bukan berarti Sumbar sudah bisa menurunkan kewaspadaan akan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Sebaliknya, kewaspadaan mesti ditingkatkan. Bagaimanapun potensi kemunculan hotspot baru akan selalu ada.

“Karena ada faktor cuaca juga kan. Cuaca yang panas menyebabkan karhutla bisa dengan mudah terjadi,” katanya.

Oleh karena itu, ia tetap mengimbau kepada masyarakat dan pemilik lahan agar tidak membakar hutan untuk membuka lahan. Hal ini lantaran penyebab terbesar karhutla yang terjadi di Sumbar adalah karena adanya pembakaran hutan untuk membuka lahan pertanian.

Demi mencegah karhutla di Sumbar, Yozwardi mengaku telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi. Ia juga telah menyurati para kepala UPTD Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) di masing-masing kabupaten/kota untuk rutin melakukan pemantauan patroli di kawasan yang rawan kebakaran hutan.

Selain itu, pihaknya juga telah menyiapkan langkah-langkah pencegahan. Salah satunya melalui Masyarakat Peduli Api (MPA) di nagari-nagari yang ada di Sumbar. Merekalah yang nantinya akan memantau kawasan hutan di sekitar nagarinya.

Kalau terpantau titik api, maka mereka akan langsung melapor ke UPTD KPH untuk dilakukan pencegahan titik api agar tidak menyebar.

“Yang paling penting itu upaya mitigasi guna mencegah karhutla. Kalaupun terjadi, itu sudah pada posisi yang besar dan jangkauannya jauh,” ucapnya. (*)

Exit mobile version