Sumbar Buka Pasar Baru Wisatawan Kamboja

Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah tengah berdiskusi dengan Wakil Gubernur Phnom Phen, Imran Hassan usai penandatanganan Letter of Intent (LOI) kerja sama antara Sumbar dengan Phnom Penh, Kamboja dalam bidang pendidikan, perdagangan, pariwisata, dan budaya pada Rabu (2/8) lalu. IST

PADANG, HARIANHALUAN.ID — Sumatera Barat dan Phnom Penh, Kamboja telah resmi menandatangani Letter of Intent (LOI) kerja sama sister province di sejumlah bidang. Salah satunya bidang pariwisata. Kerja sama bidang pariwisata ini diharapkan dapat membuka pasar baru wisatawan mancanegara (wisman) dari Kamboja.

Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat (Dispar Sumbar), Luhur Budianda, Jumat (4/8) menyebutkan, rombongan dari Kamboja sebanyak 80 orang telah mengunjungi sejumlah destinasi pariwisata. Salah satunya Istano Pagaruyung, Tanah Datar.

“Mereka sangat terkesan selama kunjungan di Sumbar. Jadi mereka cocok dengan keindahan alamnya, cocok dengan budayanya, dan yang paling penting cocok dengan kuliner di Sumbar,” katanya.

Ia menyebut, tiga hal itu menjadi modal untuk bisa mengembangkan pasar pariwisata di Kamboja. Apalagi dengan adanya kerja sama sister province antara kedua provinsi. Untuk itu, ke depan pihaknya akan menyiapkan perencanaan yang lebih matang untuk pasar Kamboja tersebut, menjelang MoU kerja sama dua daerah ditandatangani.

Di sisi lain, Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah menilai ini adalah momentum strategis bagi kedua daerah untuk saling mengembangkan potensi melalui jalinan kerja sama dan kemitraan yang saling menguntungkan pada masa yang akan datang. “Saya percaya, kerjasama ini akan berkontribusi positif untuk perkembangan kedua daerah,” katanya.

Mahyeldi menggarisbawahi, LOI tidak akan berdampak signifikan jika tidak ditindaklanjuti dengan Memorandum of Understanding (MOU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS). Ia mendorong Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait segera melakukan pembahasan ke arah itu.

Seandainya untuk menindaklanjuti itu butuh kajian dan dukungan tim teknis, ia mendorong segera saja dibentuk, agar apa yang telah disepakati dapat segera menjadi program kongkret yang berdampak luas untuk kesejahteraan masyarakat. “Jika memang diperlukan, kami bentuk semacam tim kerja sama guna memastikan komunikasi dan kolaborasi jadi lebih intens dan membuahkan hasil nyata,” kata Mahyeldi.

Menurutnya, Sumbar memiliki banyak produk unggulan yang bisa dikerjasamakan dalam bidang perdagangan dengan Kamboja, yang dinilainya sebagai pintu gerbang ke banyak negara. “Kami pernah datang ke Kamboja untuk menjajaki sektor perdagangan. Salah satu produk kita yang diminati adalah sarang burung walet,” kata Mahyeldi.

 Dalam hal pendidikan, menurutnya, sudah ada program beasiswa mahasiswa Kamboja yang berkuliah di Universitas Negeri Padang (UNP) dan Unand. Ke depan ia berharap, semua universitas di Sumbar bisa tergabung dalam kerja sama ini untuk S1, S2, hingga S3. “LOI ini juga membuka peluang bagi generasi muda Sumbar untuk bisa berkuliah di Kamboja. Jadi ini keuntungannya kami rancang timbal balik,” ujarnya.

 Dalam hal pariwisata, dua daerah memiliki potensi dan pesona masing-masing sehingga bisa saling berbagi ilmu dan informasi untuk pengembangan sektor tersebut.

Sementara itu, Wakil Gubernur Phnom Phen, Imran Hassan menyebut, pihaknya sangat antusias dengan LOI yang telah ditandatangani tersebut dan berharap kerja sama dua daerah bisa terjalin lebih erat. 

Ia menyebut, Phnom Phen adalah daerah yang memiliki sejarah peradaban sejak 1432 atau telah berumur 560 tahun dan sekarang terus berkembang. “Kerja sama dengan Sumbar tidak hanya didukung oleh Pemprov Phnom Phen tapi juga didorong oleh PM Kamboja, Hun Sen,” katanya. (*)

Exit mobile version