PADANG, HALUAN—Hujan lebat dan angin kencang yang melanda sebagian besar wilayah Sumatra Barat sepanjang Rabu (29/9) menyebabkan banjir dan longsor di berbagai daerah. Ratusan warga yang terdampak dievakuasi ke tempat yang lebih aman, sembari menunggu curah hujan yang belum reda hingga malam hari.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Provinsi Sumbar Erman Rahman mengatakan, bencana banjir dan longsor terpantau di sejumlah daerah seperti di Kota Padang, Pasaman, Kota Solok, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten Solok. Hal ini dipicu oleh hujan dengan intesitas lebat disertai angin kencang.
“Di Kota Solok, tepatnya di Biruhun Simpang Rumbio, Kecamatan Lubuk Sikarah, terjadi banjir akibat peningkatan air sungai dari hulu, serta hujan yang mengguyur Kota Solok dan daerah tetangga. Ini menyebabkan banjir sampai ke perumahan warga,” ujar Erman dalam keterangan tertulisnya kepada Haluan, Rabu (29/9).
Data BPBD Kota Solok mencatat, dua kecamatan yang ada di kota tersebut terdampak oleh banjir tersebut. Total warga yang terdampak mencapai 99 kepala keluarga (kk) atau setidaknya 163 jiwa termasuk 1 balita.
Erman menyebutkan, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Solok sudah melakukan evakuasi warga ke tempat yang lebih aman. Serta menyerahkan bantuan logistik kepada warga terdampak. Hingga sore hari dilaporkan banjir telah surut di beberapa titik.
Sementara itu, di Kabupaten Solok, BPBD melaporkan kejadian longsor pada Selasa malam, tepatnya di Jorong Pila Nagari Guguak Sarai Kecamatan X Koto Sei Lasi, akibat intensitas hujan yang tinggi. Material longsor bahkan menimpa salah satu rumah warga. Beruntung, kejadian itu tidak menyebabkan korban jiwa atau luka.
Banjir juga terjadi di Jorong Sungai Beremas, Nagari Cubadak Barat, Kecamatan Duo Koto, Kabupaten Pasaman. Menurut Erman, curah hujan yang tinggi dan angin kencang menyebabkan air sungai meluap. Selain itu, angin juga menyebabkan pohon tumbang dan menimpa jembatan sungai hingga putus.
“Pohon tumbang menimpa jembatan hingga ambruk dan terbawa arus sungai. Jembatan penghubung Muaro Tambangan, Koto Tangah dan Sigalabur terputus dan tidak bisa diakses. kurang lebih 600 KK terkurung,” katanya lagi.
BPBD juga melaporkan kejadian pohon tumbang di Nagari Katapian, Kecamatan Batang Anai, Padang Pariaman. Batang pohon rubuh ke arah badan jalan provinsi sehingga akses jalan Padang-Bukittinggi sempat terhambat.
Sementara itu di Kota Padang, tepatnya di Kelurahan Parupuk Tabing, Koto Tangah, hujan disertai angin kencang juga menyebabkan pohon tumbang dan menimpa kabel listrik dan satu unit mobil. Pohon tumbang juga terjadi di Kampung Batu, Batang Arau, Jalan By Pass, dan Simpang RSUD dr. Rasidin Padang.
Di samping itu, hujan yang sudah melanda Kota Padang sejak siang juga menyebabkan banjir di sejumlah titik, yaitu di Perumahan Jondul Rawang, Kelurahan Rawang, Padang Selatan dengan ketinggian air kurang lebih 70 cm. Kemudian di Jalan Perdana, depan TVRI, Air Pacah, dengan rata-rata ketinggian air 30 cm.
BPBD Kota Padang juga melaporkan adanya longsor di Jalan Lintas Padang – Solok, tepatnya di Lubuk Paraku, Kelurahan Indarung. Data sementara menunjukkan tidak ada korban jiwa dari banjir dan longsor tersebut.
Banjir bandang akibat peningkatan debit air Sungai Batang Salisikan juga mengakibatkan sejumlah rumah dan badan jalan di Nagari Sungai Buluah Timur, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, terendam. Kalaksa BPBD Padang Pariaman, Budi Mulya menyampaikan, Korong Sikuliek, Kapalo Banda, dan Bukik Pagang merupakan tiga korong di Nagari Sungai Buluh Timur yang terdampak.
“Kami masih berkoordinasi dengan wali korong untuk memantau debit air dan kondisi di lapangan. Seluruh tim dari Satgas TRC PB BPBD Padang Pariaman bersama pemerintah nagari dan masyarakat juga melakukan evakuasi. Data sementara, tidak ada korban jiwa,” kata Budi kepada Haluan.
Budi Mulya juga mengatakan, saat ini TRC BPBD Padang Pariaman sedang berupaya mengevakuasi warga di sejumlah lokasi, seperti di Nagari Tandikek, Pasie Laweh Lubuak Aluang, Kasang, Sungai Buluah Selatan, Sungai Buluah Timur, dan Lubuak Aluang.
“Selain banjir bandang, di Bagari Anduriang Korong Tanah Taban, juga terjadi longsor. Evakuasi tengah kami lakukan, karena ada tujuh warga yang terjebak di lokasi kejadian,” ujar Budi.
Budi Mulya mengimbau, agar masyarakat selalu mewaspadai terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang diperkirakan akan terjadi selama tiga bulan mendatang. “Berdasarkan perkiraan BMKG, selama empat bulan di tahun terakhir ini kita memang akan menghadapi cuaca ekstrem. Sebulan sudah berlalu karena saat ini kita sudah di bulan September akhir. Cuaca ekstrem diperkirakan terjadi hingga Desember,” ujar Budi.
Budi menyampaikan, sejak Januari hingga sekarang ini, telah terjadi sekitar 200 kejadian bencana alam di kawasan Padang Pariaman. Bencana yang sering terjadi di dominasi oleh bencana longsor dan banjir yang statusnya rawan di beberapa kawasan Padang Pariaman.
“Masyarakat harus waspada 24 jam, tidak boleh lengah. Melalui informasi dan himbauan yang kami sampaikan baik melalui radio maupun sosial media, semoga dapat meminimalisir dampak dari bencana yang terjadi di Kabupaten Padang Pariaman ini,” ujarnya.
Darurat Siaga Bencana
Terpisah, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumbar Rumainur menyebutkan, pihaknya sudah siap siaga mengantisipasi potensi bencana alam seiring prediksi cuaca ekstrem yang akan melanda Sumbar hingga akhir tahun.
Ia menyebutkan, hampir seluruh wilayah kabupaten/kota di Provinsi Sumatra Barat berpotensi dilanda banjir dan tanah longsor jika musim hujan. “Sebenarnya semua daerah berpotensi dilanda banjir dan tanah longsor. Misal, Bukittinggi dan Payakumbuh yang dulu tidak pernah banjir, sekarang ada kemungkinan banjir di daerah itu,” kata Rumainur.
Menurutnya, hal itu disebabkan status Sumbar sebagai daerah nonzone, yang tidak dapat diprediksi batas musim panas dan musim hujannya. Oleh karena itu, pemerintah menyiapkan kondisi siaga darurat bencana agar persiapan untuk menghadapi bencana sudah lebih baik. (h/mg-dar/mg-sci)