Menperin Ajak Siswa dan Mahasiswa Jadi Agen Perubahan SDM Industri Berdaya Saing

PADANG, HARIANHALUAN.ID–Indonesia akan memasuki puncak bonus demografi pada tahun 2030 mendatang. Hal tersebut menjadi kekuatan di mana penduduk usia produktif (15-64 tahun) akan lebih besar dibanding usia nonproduktif (65 tahun ke atas) dengan proporsi mencapai 67.5 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. Bonus Demografi ini tentunya merupakan peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia, untuk menciptakan kesempatan kerja dan membangun daya saing SDM.

Menperin Agus Gumiwang menyampaikan, sebagai upaya mendukung SDM industri yang kompeten, Kementerian Perindustrian saat ini telah menyediakan infrastruktur dan sarana prasarana melalui 11 Politeknik, 2 Akademi Komunitas, 9 SMK Industri, dan 7 Balai Diklat Industri yang berada di bawah BPSDMI.

“Seluruh satuan pendidikan Kemenperin tersebut ditetapkan dengan spesialisasi tertentu di bidang industri, dan telah link and match dengan dunia usaha industri, saya merasa bangga bahwa lulusan dari Politeknik dan SMK Kementerian Perindustrian selalu memiliki tingkat serapan tinggi di industri, dengan masa tunggu tidak mencapai 1 tahun,” ujarnya dalam kuliah umum di Politeknik ATI Padang, Senin (4/9).

Saat ini, sektor industri manufaktur merupakan prime mover dari perekonomian nasional yang dapat
dilihat dari beberapa indikator, diantaranya adalah sebagai kontributor terbesar terhadap PDB nasional.

Dalam konsep Rancangan Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2025-2045, Visi Indonesia Emas 2045 adalah menjadikan Indonesia sebagai salah satu dari 5 kekuatan ekonomi terbesar dunia, dan menjadi bagian dari High Income Country. Industri Pengolahan diharapkan sebagai pilar pembangunan untuk mewujudkan Indonesia Maju 2045 tersebut.

“Kebijakan yang telah dikeluarkan dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, meliputi Hilirisasi Industri berbasis sumber daya alam, Pemanfaatan Teknologi dan
Digitalisasi melalui Making Indonesia 4.0, Pengembangan Industri Hijau untuk pertumbuhan berkelanjutan, dan tentunya penguatan SDM Industri sebagai pondasi dari berbagai kebijakan tersebut,” katanya.

Agus Gumiwang menyampaikan, apresiasi Politeknik ATI Padang yang telah meningkatkan kapasitas penerimaan mahasiswa baru pada tahun ini. Kemudian, Kepala BPSDMI telah konsisten melaksanakan target
peningkatan jumlah siswa dan mahasiswa vokasi Kemenperin.

Politeknik ATI Padang saat ini telah ditetapkan spesialisasinya di bidang industri Agro, sesuai dengan
kompetensi inti di wilayah Sumbar yang memiliki kekuatan dan kekhasan di bidang pengolahan pangan.

Politeknik ATI Padang telah memiliki Program Diploma IV Politeknik ATI Padang dengan program studi Teknologi Rekayasa Bioproses Energi Terbarukan. Tidak saja menjadi peningkatan jenjang pendidikan ke level sarjana terapan, tetapi pemilihan program studi sudah bisa mengantisipasi kebutuhan industri di masa depan dalam mendukung hilirisasi dan pengembangan industri hijau.

Di hadapan ribuan peserta didik baru dari Politeknik dan Sekolah Kemenperin, Menteri Perindustrian menyampaikan apresiasi bagi para siswa dan mahasiswa yang telah lolos dalam program JARVIS Kemenperin. Diharapkan dapat menjadi Agent of Change yaitu sosok Sumber Daya Manusia yang mampu membawa perubahan bagi industri nasional yang telah menjadi tulang punggung perekonomian.

“Kalian merupakan putra putri terpilih yang telah lolos seleksi dengan menyisihkan ribuan pendaftar. Manfaatkan kesempatan yang diperoleh dan Semoga sukses dalam menjalani pendidikan dan setelah lulus dapat memberikan kontribusi besar kepada bangsa Indonesia khususnya kemajuan industri nasional,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala BPSDMI Masrokhan menyampaikan terima kasih kepada Menperin yang telah memberikan perhatian khusus bagi pendidikan vokasi dan hadir untuk para siswa dan mahasiswa sekolah Kemenperin. Adapun kegiatan ini menjadi rangkaian dari Pembukaan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Politeknik ATI Padang yang juga dihadiri para siswa dari SMK-SMAK Padang dan SMK-SMTI Padang.

Dikatakannya, upaya peningkatan kualitas Pendidikan Vokasi terus dilakukan. Semua unit pendidikan vokasi baik Politeknik, Akademi Komunitas maupun SMTI/SMAK diharuskan menghasilkan lulusan yang unggul dan berdaya saing global. Selain itu, mendorong untuk setiap unit pendidikan vokasi bisa memenuhi program One vocasional unit – one great achievement.

Exit mobile version