PADANG, HARIANHALUAN.ID — Direktur Sustainable Development Goals (SDGS) Universitas Andalas (UNAND), Prof. Dr Elfindri, menilai, berdasarkan berbagai teori dan studi literatur, succes rate janji-janji kampanye para politisi di berbagai dunia, apalagi indonesia, biasanya tidak akan lebih dari angka 10 persen.
“Maka jika katanya akan ada penciptaan 100 ribu entrepreneur baru, pertanyaannya sampai sejauh ini sudah sebanyak apa yang diciptakan? Jika 100 ribu, berarti harus ada sejuta orang peserta pelatihan agar target itu tercapai,” ujar kepada Haluan Kamis (14/9).
Guru Besar Ekonomi UNAND ini menerangkan, janji politik penciptaan wirausaha baru, semestinya bisa terlihat secara kongkrit dari segi kebijakan atau policy yang telah dieksekusi selama ini.
Program penciptaan wirausahawan baru, lazimnya berbentuk kegiatan upgrading peningkatan keterampilan, reskilling, training of training (TOT), pendampingan pelaku usaha, memperkuat sistem kelembagaan, fasilitasi regulasi perizinan, dukungan modal dan lain sebagainya.
“Jadi, programnya harus lengkap. tidak bisa hanya dengan menyelenggarakan sekali dua kali pelatihan-pelatihan di tahap kognitif atau pemahaman tanpa pendampingan saja,” ucapnya.
Ia menegaskan, keberhasilan program penciptaan wirausahawan baru, tidak bisa dilihat secara instan dalam waktu singkat. Program ini butuh waktu yang panjang untuk membuktikan kesuksesannya.
Namun hingga sejauh ini kata Elfindri, program penciptaan 100 ribu entrepreneur baru Gubernur dan Wakil Gubernur Sumbar ini, tidak seperti halnya program seribu pekerja kapal yang sedang disiapkan oleh Pemerintah Kota Pariaman.