HALUANNEWS, PADANG — Kepala Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumbar, Adil Mubarak menilai pernyataan yang dikeluarkan oleh Karo Penmas Mabes Polri perlu dilihat secara kritis dan dimintai penjelasan lebih lanjut, untuk mendapatkan gambaran pasti soal pemetaan jaringan teroris yang ada di Sumatra Barat (Sumbar).
“Bagi FKPT, jumlah itu cukup mengejutkan, karena berdasarkan beberapa rilis yang saya terima, jumlah simpatisan gerakan terorisme di daerah lain, seperti misalnya di Lampung itu puluhan orang, di Aceh belasan orang, tapi kalau di Sumbar jumlahnya mencapai lebih dari seribu orang, itu tentu sudah lampu merah,” ucapnya.
Untuk itu, guna mendapatkan gambaran pasti soal pemetaan jaringan teroris yang ada di Sumbar, Adil menyebut bahwa pihaknya akan segera menjalin komunikasi dengan Polda Sumbar dalam waktu dekat, di samping terus meningkatkan program pencegahan terorisme di seluruh wilayah Sumbar.
Sedangkan mengenai faktor tumbuh suburnya simpatisan gerakan radikal yang disebut-sebut Mabes Polri banyak terdapat di Sumbar, Adil menyebut, salah satu faktor utamanya berkemungkinan adalah kultur masyarakat Sumbar yang religius dan cenderung fanatik dalam beragama.
“Gerakan paham radikal yang mengarah kepada tindakan terorisme ini, hampir selalu menggunakan narasi-narasi agama. Sedangkan kita tahu bahwa masyarakat Sumbar ini cenderung religius, sehingga jika didekati secara emosional dengan pendekatan keagamaan, mereka akan sangat bersemangat,” ucapnya.
Religiusitas dan ketertarikan tinggi masyarakat Sumbar terhadap isu-isu keagamaan inilah yang nantinya, kata Adil, rawan dan kerap diekspolitasi oleh kelompok-kelompok radikal untuk menanamkan doktrin dalam merekrut anggota baru.
“Apalagi jika ditambahi narasi dan isu yang berkaitan dengan Islam yang disebut-sebut sedang disingkirkan, dikriminalisasi, hukum Islam tidak tegak dan sebagai macamnya, masyarakat kita terlalu gampang tersulut dengan narasi-narasi semacam itu,” kata Adil.
Adil juga menyebut, dalam proses rekrutmennya masyarakat dengan pemahaman keagamaan yang dangkal merupakan sasaran empuk yang hendak disasar oleh kelompok-kelompok radikal semacam itu.
Selain pemahaman keagamaan yang dangkal serta fanatisme agama yang tinggi, Adil juga mengungkapkan bahwa terdapat banyak faktor lainnya yang turut mempengaruhi keputusan seseorang saat memutuskan bergabung dengan kelompok radikal.
Faktor-faktor lainnya, disebutkan Adil, di antaranya adalah rasa ketidakpuasan yang tinggi terhadap kebijakan pemerintah, keterpurukan ekonomi, dendam dan kebencian terhadap kelompok yang diidentifikasi berbeda.
Sementara untuk mencegah semakin berkembangnya kelompok-kelompok radikal di Sumbar, Adil menyebut bahwa FKPT akan lebih menggiatkan lagi program pencegahan terorisme di seluruh wilayah Sumbar. (*)