Maka untuk pencegahannya, perlu membentuk pencerahan kepada masyarakat, bagaimana mereka bisa belajar kepada ulama-ulama yang robbani, ulama-ulama yang betul membawa kepada pencerahan dan kedamaian.
“Karena Islam ini mengajak kita pada Rahmatan Alamin. Siapapun orangnya, apapun agamanya bisa berdampingan dengan Islam. Dari keyakinan tadi, dia ingin bersebrangan dengan orang lain dan juga ingin merubah sistem kenegaraan seperti itu. Dengan belajar kepada ulama Robbani, dia akan bisa terjadi pencerahan dan pencegahan radikalisme,” kata Dafrizal.
Dafrizal mengatakan, dalam sikap ini semuanya pancingan, media juga memberikan jalan, kontribusi. Ketika media bebas mensiarkan berita-berita yang panas, tentu orang atau masyarakat ini terpancing.
“Nah bagaimana kita bisa mengajak masyarakat ini bersikap dengan baik terhadap agamanya, orang sudah baik agamanya, pasti dia akan baik. Sesuai yang saya katakan tadi, agama adalah nasehat. Kita sedang memberikan nasehat kepada siapa, pemimpin kita dan kepada seluruh kaum muslimin, tentu hal-hal yang terbaik mereka bisa buktikan,” ujar Dafrizal.
Dafrizal menceritakan, dia mengetahui paham radikalisme ini ketika 2002 lalu, saat dirinya masih duduk kelas dua di SMK.
“Ketika itu saya sudah mendapat pemikiran Negara Islam Indonesia. Saya cukup lama di sana, wilayah teriktorial yang saya ayomi di Pesisir Selatan. Itu target wilayah, posisi saya waktu itu sebagai amirnya Kabupaten Pesisir Selatan,” katanya.