Masih rendahnya tingkat kesejahteraan guru di Sumatra Barat ini, kata Kosim, cepat atau lambat, terasa atau tidak terasa, dapat dipastikan akan berimbas terhadap kinerja harian mereka dalam mendidik dan membina generasi muda Sumatra Barat didalam maupun diluar kelas.
“Untuk itu, seharusnya sudah tidak ada lagi guru-guru kita yang menerima nominal gaji per bulannya yang bahkan kadang lebih rendah daripada gaji kuli bangunan.” ucap dia menerangkan betapa masih jauhnya kondisi mayoritas guru dari kata sejahtera.
Selain soal kesejahteraan guru yang masih jauh panggang dari api, sambung Kosim, pemerataan kualitas guru di seluruh Kabupaten dan Kota di Sumatra Barat saat ini juga masih perlu terus dibenahi oleh pemerintah daerah.
Sebab bagaimanapun, keberhasilan pembinaan prestasi dan akhlak siswa, sangat bergantung kepada sejauh mana kualitas intelektual guru yang menjadi orang tua kedua mereka di sekolah.
“Tantangan bagi para guru saat ini kian meningkat. Mereka diminta untuk adaptif terhadap perubahan dan perkembangan teknologi pembelajaran. Apalagi saat ini kita sudah memasuki zaman Artificial Intelligence atau AI,” jelas dia menerangkan.
Peningkatan tantangan yang dialami para guru pada era modern saat ini, menurut Kosim, sudah semestinya diikuti dengan penyediaan fasilitas sarana prasarana belajar yang layak dan terstandarisasi.