“Di Indonesia kita mengalami penurunan curah hujan tahunan sekitar 1 hingga 4% pada tahun 2020 hingga 2030 mendatang. Hal ini tentu akan terindikasi terhadap kejadian kekeringan, kekurangan, kebersihan air dan bahkan muncul konflik kebutuhan air,” ujar Suharso.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan PLN hadir menjawab tantangan tersebut melalui program EA. Program yang telah diinisiasi sejak tahun 2020 ini mampu meningkatkan kesejahteraan petani. Hingga triwulan III tahun 2023, sebanyak 230.555 pelanggan di Indonesia merasakan manfaat dari program EA. Teknologi pertanian berbasis listrik mampu meningkatkan produktivitas dan meningkatkan pendapatan petani.
“EA merupakan terobosan dari PLN dalam memanfaatkan energi listrik di bidang agrikultur seperti pertanian, perikanan, perkebunan serta peternakan yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional para petani. Lewat program ini PLN mampu menciptakan Creating Shared Value (CSV) bagi masyarakat dan lingkungan,” tegas Darmawan.
Program EA ini juga sebagai jawaban dari kinerja operasional perusahaan yang patuh terhadap prinsip SDG’s. Program EA menyasar pada empat nilai SDG’s. Pertama, poin SDG’s nomor 2 dalam mencapai target ketahanan pangan dan gizi yang baik serta meningkatkan pertanian berkelanjutan.
“PLN tak hanya menjadi perusahaan penyedia listrik namun memberikan pendampingan langsung kepada masyarakat lewat penyediaan infrastruktur pertanian berbasis listrik dan menularkan inovasi pertanian modern sehingga mampu mendorong produktivitas petani,” kata Darmawan.
Kedua, poin SDG’s nomor 7 dalam menjamin akses energi yang terjangkau dan berkelanjutan. Program EA melepas ketergantungan para petani dari bahan bakar fosil yang biasanya dijadikan sumber energi pompa irigasi maupun alat produksi pertanian. Dengan mengganti sumber energi dari BBM ke listrik, PLN mampu mengurangi konsumsi BBM petani sehingga lebih rendah emisi dan lebih murah.