Penyebab stunting menurut Edi Hasymi tidak saja karena kurangnya asupan gizi pada balita, tetapi juga dikarenakan faktor lingkungan. Lingkungan yang tidak bersih dan tidak mempunyai jamban, malas ke Posyandu, serta tidak mempunyai administrasi kependudukan merupakan faktor penyumbang terjadinya stunting.
“Dan tidak bisa kita pungkiri, keluarga yang kurang mampu akan begitu rentan stunting,” ungkapnya.
Selain itu, Edi Hasymi juga menyinggung tentang pentingnya kesadaran orangtua terhadap pola makan anak. Menurutnya, menu isi piring makan anak mesti dilengkapi dengan makanan yang mengandung karbohidrat, protein, buah-buahan dan sayuran. Lewat menu makanan seimbang tersebut, anak akan terjauh dari stunting.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan dr Srikurnia Yati menyebut bahwa kegiatan “Ayo Cegah Stunting” di Gedung Youth Center bertujuan agar anak-anak Kota Padang dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Di kegiatan itu, siswa dan ibu yang memiliki balita juga dibekali dengan pengetahuan tentang gizi seimbang dan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas).
“Kegiatan ini menjadi salah satu upaya strategis dalam menekan angka stunting sehingga tujuan utama percepatan penurunan angka stunting dapat tercapai,” ujar Kadiskes.
Pada hari itu, dibagikan 691 unit antropometri kit yang berasal dari dana DAK Non Fisik Tahun 2023 yang bersumber dari APBN Kementerian Kesehatan. Selain itu, sebanyak 1.500 butir telur yang disumbangkan PT Charoen Pokhpand Jaya Farm (CPFJ) Padang.
Siswi SMP dan SMK yang hadir pada kegiatan itu nampak begitu antusias. Mereka meminum tablet tambah darah yang diberikan Wali Kota Padang. Siswi sekolah tersebut berasal dari SMP 1, SMK 9, SMK 3, serta SMA Pertiwi 2.