HALUANNEWS, PAYAKUMBUH — Gubernur Mahyeldi Ansharullah membantah Sumatra Barat (Sumbar) dituding sebagai markas kelompok Negara Islam Indonesia (NII), yang diduga tengah menyusun rencana untuk menggulingkan Pemerintahan Republik Indonesia.
“Dulu waktu Belanda menangkap Bung Karno dan Bung Hatta saat Agresi Militer II, Belanda mengatakan Indonesia ini sudah tamat. Tapi tidak kata orang Sumbar. Kita tegakkan yang namanya, Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), walupun hanya 207 hari, tapi sudah menyambung nyawa NKRI. Perlu diingat sekali ini,” ucap Gubernur Mahyeldi pada acara Safari Ramadan Pemprov Sumbar di Masjid Batirai, Kelurahan Parik Rantang, Kecamatan Payakumbuh Barat, Payakumbuh, Minggu (24/4/2022).
Mahyeldi menduga, pelabelan buruk terhadap Sumbar yang dikaitkan dengan kabar penangkapan kelompok NII sengaja diembuskan oleh pihak-pihak yang tidak senang dengan Sumbar, dengan tujuan memecah-belah dan merusak persatuan.
Dikatakannya, selain tidak masuk akal, pelabelan Sumbar sebagai Markas NII secara tiba-tiba, sama halnya dengan menyepelekan kinerja aparat pemerintahan, pengamanan dan pertahanan di daerah.
“Itu makanya saat ada yang bilang Sumbar Pusat NII, saya jawab salah! Mudah saja orang melabelkan kita. Di sini kan ada Polri, tentara, Babinsa (Bintara Pembina Desa), Bhabinkamtibmas (Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat), wali nagari dan lurah. Tidak mungkin kita tidak tahu,” katanya.
Sebagai bentuk responsnya atas isu NII di Sumbar yang masih berkembang, gubernur mengingatkan masyarakat Sumbar untuk rapatkan barisan dan tingkatkan kewaspadaan guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di Sumbar.