Rabima yang Hidup Sebatang Kara Kini Tak Perlu Lagi Numpang Listrik Tetangga

HARIANHALUAN. ID – Rabima (79) tak bisa menyembunyikan wajah harunya saat tim PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Barat datang berkunjung ke rumahnya, Jumat (24/11) lalu. Rabima adalah janda beranak 5 yang kini telah tinggal sebatang kara. Anak bungsunya setahun belakangan menikah dan tinggal bersama istrinya, sehingga Rabima mesti tinggal sendiri di rumahnya.
Rabima adalah warga Balai Aia Nagari Anduriang Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, Sumatera Barat. Rumahnya tampak sangat sederhana, dengan tembok kayu tua setinggi tidak lebih dari 200 meter, beratap seng berkarat, dan lantai semen kasar alakadarnya. Tampak menempel di samping rumah kamar mandi darurat yang tak beratap.
Meski tinggal sendiri di kediaman yang sangat sederhana dan minim fasilitas, Rabima tak pernah melewatkan sholat 5 waktu. Mengaji bahkan seperti rutinitas menyenangkan baginya untuk mengisi hari-hari.
‘’Baru selesai sholat. Mari masuk Bu, Bapak. Maaf ini rumahnya begini adanya,” tuturnya saat rekan-rekan PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Barat tiba di rumahnya. Alqur-an beralaskan papan tua tampak sedang terbuka di dekat pintu.
Semenjak suaminya tutup usia sejak 30 tahun silam, Rabima muda menghidupi anak-anaknya seorang diri dengan mengolah sawah keluarga yang tidak terlalu luas. Namun usia tak bisa berkilah, 2 tahun belakangan, Rabima bergantung pada Bantuan Langsung Tunai (BLT) pemerintah atau keluarga sekitar rumahnya yang sesekali berkunjung dan membawakan kebutuhan harian.
Disampaikan Kepala Jorong Bala Aia Nagari Anduriang Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, Anggi Fahlevi, telah belasan tahun rumah Rabima menyalur listrik ke tetangga. Anak-anak Rabima memberikan uang sekadarnya kepada tetangga tersebut untuk mengganti pemakaian listrik Rabima. Sampai akhirnya beberapa bulan lalu petugas PLN datang dan mengatakan ingin membantu memberikan bantuan instalasi listrik dan penyambungan baru listrik gratis.
“Ibu senang sekali mau dapat meteran sendiri. Dulu rumah ini gak ada listrik, sampai akhirnya menyalur ke rumah sebelah. Sekarang Ibu tidak perlu bergantung ke tetangga lagi,” kata Pak Jorong.
Beruntungnya, sebagai Kepala Jorong, Anggi Fahlevi juga tulus dan cepat untuk membantu keperluan Rabima lainnya.
‘’Tiap bulan saya pastikan ada yang bantu isikan token. Sambil bantu antar jemput BLT atau sekedar berkunjung. Ibu Rabima warna daerah sini yang perlu diperhatikan. Apalagi pendengaran ibu sudah lama terganggu, butuh ada yang mendampingi jika berinteraksi dengan orang-orang,” kata dia.
Setelah berlistrik, Rabima tidak perlu khawatir lagi magic com di rumahnya akan mengganggu kebutuhan listrik tetangga. Karena harus berbagi daya, 1 tambahan penanak nasi itu saja bisa membuat MCB rumah tetangganya turun.
‘’Terima kasih PLN. Tidak sangka PLN bisa datang kesini tiba-tiba dan bantu saya, kasih meteran gratis. Padahal rumah saya jauh, kampung kami jauh. Dari kantor PLN saja jauh sekali. Terima kasih PLN. Semoga jadi amal ibadah bagi Bapak-Bapak,” tutur Rabima terbata-bata dengan wajah haru.
Tatang, Manager PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Sicincin di akhir kunjungannya berharap Rabima tetap sehat dan selalu semangat.
‘’Doakan kami dapat tetap bekerja dengan baik dan amanah, sehingga membawa keberkahan dan kebaikan bagi lebih banyak masyarakat lagi,” ucapnya menutup. (h/yes)
Exit mobile version