30 Titik Longsor di Sepanjang Jalan Nasional Sumbar-Riau

Longsor di Lima Puluh Kota menyebabkan akses jalur Sumbar-Riau terputus, Selasa (26/12). IST/BPBD Lima Puluh Kota

LIMA PULUH KOTA, HARIANHALUAN.ID — Jalan nasional Sumbar-Riau dari Hulu Aia Nagari Sarilamak, Kecamatan Harau, sampai ke Nagari  Manggilang, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, tidak bisa dilewati oleh kendaraan selama lebih dari 12 jam sejak Selasa (26/12) dini hari karena tertimbun longsor.  Ada 30 titik longsor yang terjadi akibat hujan yang terjadi sepanjang jalan tersebut. Ada ruas jalan yang tertimbun material longsor sepanjang 20 meter bahkan ada yang lebih.

Sejak pagi, tim gabungan dari Pemkab Lima Puluh Kota, Kodim 0306/50 Kota, Polres Lima Puluh Kota dan petugas dari Satuan Brimob Polda Sumbar serta Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) turun ke lokasi untuk membersihkan material longsor.

Sampai Selasa sore, belum separuh titik longsor yang berhasil dibersihkan. Dampak dari itu, terjadi macet panjang kendaraan di jalan tersebut, baik yang ke Sumbar dan terbanyak yang hendak ke Riau. Satuan Lalulintas Polres Lima Puluh Kota terpaksa mengalihkan rute Sumbar-Riau melewati Kabupaten Sijunjung.

Pemda Lima Puluh Kota, tidak bisa memastikan kapan ruas jalan bisa dilewati. Banyaknya titik longsor dan terbatasnya peralatan sehingga menghambat pembersihan material longsor yang menimbun jalan. Belum lagi, gerimis yang terus turun sepanjang Selasa tersebut.

Bupati Lima Puluh Kota, Safaruddin Dt Bandaro Rajo, didampingi Dandim 0306/50 Kota serta Kapolres, AKBP Ricardo Condrat Yusuf, mengimbau seluruh masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan baik yang hendak ke luar atau masuk Sumbar melalui Lima Puluh Kota.

 “Material longsor masih dibersihkan. Ada banyak titik. Kita harap pengguna jalan tidak melintasi Lima Puluh Kota yang hendak ke luar atau masuk Sumbar,” ujar Bupati Safaruddin.

Dijelaskan Bupati, pada ruas jalan yang rusak yaitu di Koto Alam. Ruas jalan tersebut, separuhnya rengkah menganga. Dampak dari bencana sepanjang jalur Sumbar itu, satu pengguna jalan tewas terseret material longsor. “Satu korban tewas, sudah dievakuasi. Korban merupakan pengguna jalan,”katanya.

Kerugian Akibat Banjir Rp15 M

Selain longsor, banjir juga terjadi. Yaitu di Kecamatan Pangkalan Koto Baru, akibat curah hujan yang tinggi, Sungai Batang Maek di sana juga meluap.  Air merendam rumah serta sarana umum seperti sekolah dan tempat ibadah. Lebih seribu rumah warga terendam banjir, belasan sekolah, perkantoran dan masjid.

Tingginya luapan air di Kecamatan Pangkalan Koto Baru itu, juga dampak dari tertutupnya pintu air di PLTA Koto Panjang, Kampar Riau, sekaligus muara dari Sungai Batang Maek Pangkalan.

Safarudin mengatakan, ia sudah berkoordinasi dengan pihak PLTA Koto Panjang untuk menambah pembukaan pintu air tersebut.  “Kita sudah berkoordinasi dengan PLTA Koto Panjang. Alhamdulillah, pintu air sudah dibuka dan luapan di Pangkalan sudah mulai surut. Mudah-mudahan air tidak tergenang lagi,”kata Bupati.

Dengan kondisi darurat bencana, Bupati minta warga terutama yang berada di sekitar kawasan rawan bencana untuk tetap waspada karena banjir dan tanah longsor masih menghantui.

 Sepekan lalu, banjir merendam ribuan rumah dan lahan pertanian warga di Kecamatan Mungka, Harau, dan Lareh Sago Halaban.  Selama tiga hari, air baru surut. BPBD terpaksa mendirikan posko pengungsian darurat untuk menampung warga yang terdampak.

 Berdasarkan data dari BPBD Limapuluh Kota, banjir merendam ribuan rumah warga dan ribuan hektare lahan pertanian produktif. Ditaksir, akibat bencana tersebut menimbulkan kerugian sekitar Rp15 miliar.

Bantuan demi bantuan mengalir ke Kabupaten Lima Puluh Kota sepekan lalu. Belum hilang bencana banjir, kini sudah datang lagi melanda Kabupaten Lima Puluh Kota. BMKG masih memprediksi, curah hujan masih tinggi untuk beberapa hari ke depan. (h/ddg) 






Exit mobile version