PADANG, HARIANHALUAN.ID — Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah, menyatakan akan segera mengevaluasi seluruh perizinan tambang galian C yang terindikasi merusak lingkungan dan memicu terjadinya bencana banjir dan longsor di sejumlah daerah.
Hal itu disampaikan Gubernur Mahyeldi merespon terjadinya bencana banjir dan longsor di Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Lima Puluh Kota, yang disinyalir berbagai pihak dipicu oleh alih fungsi lahan serta aktivitas tambang galian C di dalam kawasan hutan.
“Itu semuanya akan tetap kita evaluasi, kemudian dari hasil observasi tentu akan kita lakukan tindakan-tindakan seperti yang kemarin kita lakukan di Lubuk Alung yang saat ini sudah kita tutup dan melarang galian C disana,” ujarnya Kepada Haluan ditemui di Korem 032 Wirabraja Kota Padang Rabu (27/12).
Mahyeldi menyebutkan, langkah penutupan serupa juga akan dilakukan Pemprov Sumbar di lokasi tambang galian C lainnya yang dinilai membahayakan dan beresiko terhadap keselamatan masyarakat.
“Saya pikir lokasi tempat kejadian musibah yang sekarang ini (Kabupaten Limapuluh Kota, red) tentu kita harapkan kepada Bupati untuk segera melakukan kajian dan Evaluasi. Begitupun bagi kita di Provinsi, jelas akan ada evaluasi izin,” katanya.
Namun demikian, menurut Mahyeldi, yang paling penting saat ini adalah meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan bencana bagi masyarakat. Apalagi, sesuai dengan hasil rapat Forkopimda beberapa waktu lalu, kawasan Sumbar diperkirakan masih akan mengalami hujan dengan intensitas cukup tinggi. “Makanya kewaspadaan masyarakat di pegunungan, Gunung Marapi kemudian juga di perbukitan dan bantaran sungai saya kira perlu ditingkatkan dan Insyaallah akan kita sikapi,” pungkasnya. (h/fzi)