Hanya Bermodal Rp150 Ribu, Bersawah Pokok Murah Memaksimalkan Pendapatan Petani

LAPORAN : NURFATIMAH PUTRI

Praktisi Pertanian, Ir. Djoni

PADANG, HARIANHALUAN.ID — Fenomena yang menimpa petani dari tahun ke tahun memang sangat memiriskan hati. Semua hal yang bersangkutan dengan usaha tani seolah diperumit. Seperti, pupuk yang tidak tersedia atau sulit didapat. Kalau tersedia harganya pun mahal. Didapat dengan harga murah malah kualitasnya yang tak menentu. Ini bak simalakama di negeri agraris ini.

Berangkat dari fenomena itu, Praktisi Pertanian, Ir. Djoni, memperkenalkan Bersawah Pokok Murah. Istilah Bersawah Pokok Murah yang digagas oleh pengamat pertanian ini sudah menampakkan hasil dan memaksimalkan pendapatan bagi para petani karena tujuan dari gagasan tersebut adalah meminimalkan pokok dan memaksimalkan hasil produksi. 

Pengamat dan Praktisi Pertanian, Ir. Djoni, mengatakan, gagasan utama dirinya menciptakan inovasi Bersawah Pokok Murah cukup sederhana. Karena katanya, terlampau rumitnya berusaha tani. Menurutnya situasi yang sulit bagi petani membuatnya melahirkan gagasan tersebut..

Bersawah Pokok Murah, katanya adalah sebuah upaya agar petani mendapatkan keuntungan dari pokok yang seminimal mungkin.  Dengan Bersawah Pokok Murah ini, petani tidak perlu lagi membeli pupuk, tidak perlu traktor lagi untuk mengolah tanah sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk beli solar. ”Ditambah lagi beli solar harus pakai surat, tidak ada surat tidak dapat solar. Kalau begitu terus menerus, kapan petani kita akan sejahtera,” ujarnya ketika berbincang dengan Haluan Rabu (27/12) di Padang.

Ia mengatakan, inovasi yang ia gagas juga merupakan upaya dalam mengubah pola pemikiran masyarakat terutama petani dalam menggunakan sumber daya yang tersedia.

“Ini, bagaimana petani akan bertumpu kepada sumber daya lokal. Jangan bertumpu kepada sumber daya orang lain. Saat kita bertumpu kepada sumber daya orang lain, maka keuntungan akan lebih besar kepada  orang tersebut,” ujarnya lagi. 

Menurutnya, Bersawah Pokok Murah merupakan inovasi yang tepat dalam menghemat biaya dan mempermudah tahapan dan proses dalam bertani.  Kalau bersawah pokok murah ini cukup mengolah tanah sebanyak satu kali. Dengan begitu tidak perlu lagi mengolah tanah hingga berkali-kali tanam. 

“Kita cukup menanam di bedeng yang sebelumnya diolah. Tanah yang sudah diolah akan diberi pupuk kandang sebanyak satu kilo per meternya. Setelah itu bedeng akan ditutup menggunakan mulsa jerami. Tujuannya adalah untuk menghasilkan pupuk organik dan mencegah tumbuhnya rumput. Setelah tanah ditutup dengan jerami, baru dilakukan penanaman di sela-sela jerami,” ucapnya. 

Dikatakannya, persiapan lahan sebelum masa tanam akan memakan waktu yang singkat yaitu 12 sampai 14 hari sehingga hasil produksi padi bagus dan produktif. Setelah 12 sampai 14 hari, akan dilakukan penanaman atau masuk pada musim tanam. Alhasil produksi padi lebih bagus karena anakannya banyak karena ditanam di umur muda. Sawah memiliki aliran air di antara bedeng-bedeng tersebut. 

“Airnya diusahakan bisa dipertahankan sampai musim panen. Ini akan menambah pendapatan petani, karena bisa menjadi tiga sumber income bagi petani. Panen ikan, padi, dan belut,” tuturnya. 

Bersawah Pokok Murah dikatakannya berhasil menghemat biaya pengeluaran hingga 80 persen. Bersawah model biasa, biasanya akan mengeluarkan biaya sebesar 600 ribu. “Dengan menggunakan inovasi Bersawah Pokok Murah akan menghemat biaya hingga Rp450.000 sehingga pokok di awal hanya sekitar Rp150.000,” tutupnya. (*) 

Exit mobile version