PADANG, HARIANHALUAN.ID – Kepala Pos Pemantau Gunung Api (PGA) Marapi, Ahmad Rifandi mencatat, sejak erupsi pertama pada 3 Desember 2023 lalu, sudah terjadi 109 kali letusan dan 565 kali hembusan hingga Rabu (3/1/2024).
“Total sejak tanggal 3 hingga 31 Desember 2023 ada terjadi 107 letusan dan 543 letusan. Kemudian sejak 1 Januari hingga 3 Januari 2024 ada 2 letusan dan 22 hembusan,” ujarnya.
Tidak hanya letusan dan hembusan, di beberapa waktu juga terjadi tremor menerus (microtremor) hingga dentuman dan gemuruh yang dirasakan warga yang bermukim di sekitar Gunung Marapi.
Terkait dentuman atau gemuruh yang terdengar oleh masyarakat, PGA Marapi menyebut hal tersebut adalah kondisi alamiah gunung yang sedang erupsi.
“Ketika gunungapi sedang aktif, suara gemuruh atau dentuman dan abu itu hal alamiah pada saat erupsi. Akan terdengar lebih jelas ketika arah angin menuju desa/daerah tertentu,” ujarnya.
PGA Marapi mengimbau kepada masyarakat untuk mematuhi rekomendasi yang disampaikan.
Pertama, bagi masyarakat yang beraktivitas di sekitar Gunung Marapi agar tidak mendekati dan beraktivitas 3 kilometer dari kawah.
Kedua, masyarakat yang tinggal di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi juga diminta selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi, terutama di saat musim hujan.
Ketiga, warga juga diminta untuk menggunakan masker saat beraktivitas guna menghindari gangguan pernapasan, maupun gangguan kesehatan lainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik.
“Keempat, kami juga berharap masyarakat yang ada di sekitar Gunung Marapi dan seluruh pihak agar menjaga kondusivitas suasana di masyarakat, tidak menyebarkan narasi bohong atau hoaks dan tidak terpancing isu-isu yang tidak jelas sumbernya. Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari daerah,” ujarnya menutup. (*)