Firman Hidayat menegaskan, pengalokasian APBD yang cukup besar bagi sektor pertanian, harus diikuti dengan lahirnya kebijakan dan program-program luar biasa yang dampaknya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat petani.
Salah satu gerakan ideal sektor pertanian yang perlu ditiru dan dicontoh pemerintah daerah, adalah pelaksanaan program Basawah Bapokok Murah yang saat ini sedang digencarkan oleh Ir Djoni di beberapa daerah.
Dijelaskannya, gerakan Sawah Bapokok Murah adalah salah satu metode pertanian yang berhasil menekan dan memangkas biaya produksi, namun bisa meningkatkan hasil produksi. “Saya melihat, Sawah Bapokok Murah itu sejalan dengan ilmu dan teori. Yaitu jika memang tidak mungkin bagi kita untuk meningkatkan harga, maka turunkanlah biaya produksi sehingga petani masih bisa menikmati hasil usaha mereka,” pungkasnya.
Untuk diketahui, Pengamat dan Praktisi Pertanian, Ir. Djoni, mengatakan, gagasan utama dirinya menciptakan inovasi Bersawah Pokok Murah cukup sederhana. Karena katanya, terlampau rumitnya berusaha tani. Menurutnya situasi yang sulit bagi petani membuatnya melahirkan gagasan tersebut..
Bersawah Pokok Murah, katanya adalah sebuah upaya agar petani mendapatkan keuntungan dari pokok yang seminimal mungkin. Dengan Bersawah Pokok Murah ini, petani tidak perlu lagi membeli pupuk, tidak perlu traktor lagi untuk mengolah tanah sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya lagi untuk beli solar. ”Ditambah lagi beli solar harus pakai surat, tidak ada surat tidak dapat solar. Kalau begitu terus menerus, kapan petani kita akan sejahtera,” ujarnya ketika berbincang dengan Haluan Rabu (27/12) di Padang.
Ia mengatakan, inovasi yang ia gagas juga merupakan upaya dalam mengubah pola pemikiran masyarakat terutama petani dalam menggunakan sumber daya yang tersedia.