Status Siaga Darurat, 158 Warga Terdampak Erupsi Marapi

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam mencatat 158 warga terdampak erupsi Marapi atau berada di radius 4,5 kilometer dari puncak. Sebanyak 21 orang di antaranya telah mengungsi sementara. IST

AGAM, HARIANHALUAN.ID Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam mencatat 158 warga terdampak erupsi Marapi atau berada di radius 4,5 kilometer dari puncak. Sebanyak 21 orang di antaranya telah mengungsi sementara. Status siaga darurat juga telah ditetapkan hingga 24 Januari mendatang.

Kepala Pelaksana BPBD Agam, Bambang Warsito, mengatakan, hasil pendataan sementara 158 warga masuk dalam radius 4,5 kilometer dari kawah verbeek Marapi. “Sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), daerah ini masuk zona tidak aman Level III Siaga,” katanya kepada Haluan Kamis (18/1).

BPBD bersama TNI-Polri dan instansi terkait lain yang menyatu dalam Tim Gabungan Siaga Marapi, telah memberikan arahan pengosongan daerah terdampak dengan catatan sementara 21 orang melakukan pengungsian secara mandiri.

“Sebanyak 21 orang tercatat melakukan pengungsian sementara, namun angka ini tidak termasuk pada warga yang banyak mengungsi hanya di malam hari kemudian balik lagi beraktivitas bertani dan berladang siang hari, masih diijinkan dengan memberikan laporan untuk diawasi tim,” kata Bambang.

Sebanyak 158 warga Agam yang terdampak berasal dari dua kecamatan yang berada persis di pinggang Gunung Marapi, Kecamatan Sungai Puar dan Kecamatan Candung.

“Di Kecamatan Canduang ada 106 warga terdampak. Mereka berasal dari 27 rumah dengan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 31 di Dusun Kalimpariak, Tabek Gadang, Ateh Rubai, Bareco,” kata Bambang.

Sementara, 58 orang berada di Kecamatan Sungai Puar dari 14 rumah terdata dengan jumlah KK sebanyak 17 di daerah Jorong Simpang Tiga, Padang Tarok, Limo Kampung dan Jorong Sariak. 

Menurutnya Bambang, kearifan lokal masyarakat setempat ikut mempengaruhi aktivitas pengungsian warga yang hanya meninggalkan rumah di malam hari. “Warga terdampak diterima menginap oleh kerabatnya yang berada di zona aman dengan keterikatan hubungan adat atau satu suku, meski begitu tim gabungan tetap mengawasi dan memastikan keamanannya,” kata Kalaksa.

Bambang Warsito mengaku telah mengirimkan surat siaga bencana kepada Pemda setempat.

Ia menyebut surat siaga darurat bencana itu juga telah diteken oleh Bupati Agam. Mulai berlaku terhitung tanggal 10 Januari sampai 24 Januari mendatang. “Bupati Agam kita sarankan, kita keluarkan surat siaga darurat bencana dan sudah ditandatangani oleh Bupati. Status siaga darurat mulai tanggal 10 sampai 24 Januari,” katanya.

Sementara itu, Bupati Agam, Andri Warman menambahkan untuk kerugian warga yang terdampak berupa gagal panen atau lainnya akan dicarikan penggantian biaya melalui dana tanggap darurat.

“Benar banyak warga dari kalangan petani yang merugi, dalam rapat evaluasi disimpulkan untuk mendapatkan dana tanggap darurat dari BNPB pusat, semua akan dikoordinasikan terlebih dulu,” kata Bupati.

PVMBG mendata Gunung Marapi (2.891) mdpl hingga saat ini masih mengalami erupsi dengan total letusan 130 kali dan hembusan 696 kali.

Sebelumnya, Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Fajar Sukma, menyebutkan, dalam menyikapi status Level III Siaga, masyarakat yang berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) dua radius 4,5 kilometer dari pusat erupsi Gunung Merapi sudah diinstruksikan untuk mengosongkan wilayah tersebut. Disebutkannya juga bahwa ada delapan rumah warga yang berada di sekitar kawah diminta untuk kooperatif meninggalkan rumahnya.

“Mereka diarahkan untuk mengungsi ke rumah keluarga mereka masing-masing yang berada di luar wilayah yang berkemungkinan terkena dampak erupsi. Untuk daerah Kota Bukittinggi kami juga mengimbau selalu waspada saja karena lokasinya juga lumayan jauh dari pusat erupsi,” ujarnya. 

Kemudian ia katakan, koordinasi di tingkat stakeholder dan OPD terkait sudah dilakukan serta peringatan kesiapsiagaan kepada dinas kesehatan untuk disampaikan kepada puskesmas dan pustu untuk menyiapkan obat-obatan dan masker. 

“BPBD juga menyiapkan masker sebagai bentuk kesiapsiagaan apabila nanti situasinya semakin memburuk. Dinsos juga dikerahkan untuk menyiapkan bantuan berupa dapur umum, bantuan logistik di pengungsian. Meskipun belum sepenuhnya dikerahkan, tapi sudah diminta untuk standby,” tuturnya. 

Fajar menambahkan bahwa TNI, Polri serta Forkopimda kabupaten kota juga diarahkan untuk terus siap siaga menghadapi situasi terburuk. “Mereka sudah diarahkan untuk melakukan rencana kontinjensi berupa memasang rambu-rambu evakuasi  saat situasi memburuk agar masyarakat tidak kalang kabut karena arah evakuasi sudah jelas,” ujarnya

Ia menyebutkan bahwa imbauan juga sudah dilakukan secara menyeluruh disampaikan berupa instruksi dan surat edaran untuk menjauhi KRB 2 radius 4,5 kilometer dari puncak kawah Gunung Merapi. Di luar jalur itu seperti KRB satu dan daerah yang berjarak lima kilometer dari pusat erupsi masih boleh melakukan aktivitas seperti biasa. (h/mg-ipt/per)

Exit mobile version