Tidak hanya melalui reboisasi dan pengamanan hutan, kegiatan patroli hutan juga telah dilakukan minimal sekali sebulan. Begitupun dengan pelaporan hasil kegiatan patroli yang dilakukan sekali dalam tiga bulan kepada KPHL Solok.
“Perhutanan sosial di Sirukam turut mendukung perekonomian masyarakat lokal. Mereka telah sukses mengembangkan komoditi berbasis tanaman kehutanan. Sejak mendapatkan persetujuan hutan nagari pada 2014 lalu,” tambahnya,
Di Nagari Sirukam, sambung Adi Junedi, saat ini bahkan telah dibentuk unit-unit usaha bernilai ekonomi berdasarkan potensi lokal yang dimiliki nagari. “KUPS Kopi Aie Langgang meluncurkan brand Kopi Payung, dengan kualitas fine robusta Berhasil meraih keuntungan Rp 3-4 juta per bulan dari usaha kopi yang dijalankan kelompok,” katanya.
Selain mengembangkan komoditi yang bernilai ekonomi, di Nagari Sirukam juga dilakukan pengembangan jasa lingkungan melalui program pohon asuh dengan total 301 pohon yang telah diasuh.
Tak ketinggalan, ekowisata di sekitar kawasan hutan nagari dengan camping dan tracking menuju pohon asuh juga tengah dikembangkan sejak tahun 2022. Terakhir pengelolaan limbah organik sejak tahun 2022 yang telah melalui uji lab pupuk kompos di BPTP Sumatera Barat dengan hasil uji kompos memiliki nilai unsur yang bagus dan layak jual.
“Tentu tidak hanya di Sirukam, kita perlu mendorong inisiatif serupa di banyak nagari lain di Sumbar. Karena, tata guna lahan yang baik selain memberikan manfaat kepada masyarakat juga mencegah dari ancaman bencana ekologis,” pungkasnya. (h/fzi)Perhutanan Sosial menjadi salah satu program strategis untuk capaian target-target khusus dalam RPJMD Provinsi Sumatra Barat tahun 2021-2026. Data peningkatan luas PS, Indeks tutupan hutan, serta peningkatan jumlah KUPS menjadi parameter yang di ukur dalam keberhasilan capaian RPJMD. IST/PEMPROV SUMBAR