Komisi IV DPRD Sumbar Minta Pemprov Siapkan Langkah Mitigasi Bencana

Muzli M nur

PADANG, HALUAN – Memasuki Bulan Oktober hingga akhir tahun, wilayah Sumbar diprediksi akan mengalami cuaca ekstrem, dari hujan dengan intensitas tinggi hingga angin badai.

Menyikapi hal tersebut, Komisi IV DPRD Sumbar meminta pemerintah provinsi (Pemprov) melakukan langkah-langkah mitigasi bencana, salah satunya menyiapkan alat berat pada titik-titik yang rawan longsor.

Ketua Komisi IV DPRD Sumbar Muzli M Nur mengatakan, Pemprov jangan menunggu terjadi bencana dahulu, baru bertindak.

“Ketika memasuki musim penghujan dinas terkait harus bergerak cepat.  Jika daerah itu rawan longsor, sediakan alat berat jika daerah itu rawan banjir sediakan perahu karet untuk proses evakuasi,” katanya, Rabu (29/9).

Ia menambahkan, lima hari yang lalu
akses jalan Padang-Solok lumpuh total. Hal tersebut dikarenakan adanya longsor pada tiga titik. Akibatnya,  kemacetan panjang pun terjadi.

Pada saat kejadian, sambungnya, proses pembukaan akses berlangsung lama dikarenakan alat alat yang dibutuhkan tidak ada di lokasi.

“Bercermin dari kejadian itu,  maka harus ada upaya upaya strategis untuk kekurangan masyarakat,” katanya.

Muzli merincikan, dari lima juta lebih penduduk Sumbar, 20 persen atau 1 juta diantaranya tinggal di kawasan rawan bencana. Mulai dari ancaman gempa, tsunami, banjir, longsor dan juga letusan gunung api.

Ia meminta, agar penganggaran bidang mitigasi dan tanggap bencana mesti benar-benar optimal. Terkait program, dirinya meminta semua pihak bisa berkordinasi agar bisa menanggulangi dampak buruk bencana alam.

” Perhatian pemerintah dalam membangun fasilitas-fasilitas untuk penganganan bencana harus lebih optimal. Daerah kita rawan. Harusnya disiapkan SOP jelas pra bencana maupun pasca bencana,” katanya.

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRD Sumbar Mario Syahjohan menuturkan, bencana longsor sudah tak terhitung kalinya terjadi di sepanjang jalan nasional Padang-Solok.

Hal yang memprihatinkan, sebut Mario, jalan nasional itu merupakan satu-satunya akses jalan menuju ibu kota provinsi Sumbar, begitu juga sebaliknya.

“Selain menyulitkan warga di sepanjang jalan nasional itu, bencana yang ada juga berdampak pada akses warga daerah tetangga seperti Kerinci ketika harus dirujuk ke RSUP M.Djamil Padang,” kata Mario.  (h/len)

Exit mobile version