Begini Cara Niat dan Batas Waktu Membayar Fidiah!

niat dan batas waktu membayar fidiah

Ilustrasi

HARIANHALUAN.ID – Fidiah adalah ibadah yang berkaitan dengan harta, sehingga disyaratkan niat dan batas waktu membayar fidiah.

Pada bacaan niat terdapat perbedaan untuk masing-masing kriteria pembayar fidiah. Niat fidiah ini dibacakan saat menyerahkan kepada fakir miskin atau wakilnya. Bisa juga dibaca saat memisahkan beras ketika hendak ditunaikan sebagai fidiah.

Baca Juga: Tata Cara Membayar Fidiah Menurut Islam

Baca Juga: Kategori Orang yang Wajib Membayar Fidiah

Berikut Beberapa Niat dilansir dari NU Online:

1. Niat Fidiah Puasa Orang Tua Renta dan Sakit Keras

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ هَذِهِ الْفِدْيَةَ لإِفْطَارِ صَوْمِ رَمَضَانَ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu an ukhrija haadhihil fidyah li iftar shaumi Ramadhana fardhan lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku niat mengeluarkan fidiah ini karena berbuka puasa di bulan Ramadan, fardu karena Allah.”

2. Niat Fidiah Wanita Hamil atau Menyusui

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ هَذِهِ الْفِدْيَةَ عَنْ إِفْطَارِ صَوْمِ رَمَضَانَ لِلْخَوْفِ عَلَى وَلَدِيْ على فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu an ukhrija haadhihil fidyah ‘an iftar shaumi Ramadhana lil khawfi ‘ala waladiyya ‘ala fardhan lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku niat mengeluarkan fidiah ini dari tanggungan berbuka puasa Ramadan karena khawatir keselamatan anakku, fardhu karena Allah.”

3. Niat Puasa Fidiah Orang Mati

Fidiah ini dibayarkan oleh keluarga atau ahli warisnya. Berikut bacaan niatnya:

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ هَذِهِ الْفِدْيَةَ عَنْ صَوْمِ رَمَضَانِ فُلَانِ بْنِ فُلَانٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu an ukhrija haadhihil fidyah ‘an shaumi Ramadhana fulan bin fulan fardhan lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku niat mengeluarkan fidiah ini dari tanggungan puasa Ramadan untuk Fulan bin Fulan (disebutkan nama mayatnya), fardhu karena Allah”.

4. Niat Fidiah Terlambat Bayar Utang Puasa

Bagi seseorang yang terlambat membayar hutang puasa Ramadan juga diwajibkan membayar fidiah. Berikut bacaan niatnya:

نَوَيْتُ أَنْ أُخْرِجَ هَذِهِ الْفِدْيَةَ عَنْ تَأْخِيْرِ قَضَاءِ صَوْمِ رَمَضَانَ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu an ukhrija haadhihil fidyah ‘an ta’khiiri qadhaa’i shaumi Ramadhana fardhan lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku niat mengeluarkan fidyah ini dari tanggungan keterlambatan mengqadha puasa Ramadan, fardu karena Allah”.

Sedangkan batas waktu membayar fidiah masih melansir NU Online, yakni waktu membayar fidiah berbeda untuk masing-masing kriteria yang diperbolehkan. Untuk orang mati, fidiah boleh dibayarkan kapan saja.

Bagi orang sakit keras, tua renta dan ibu hamil atau menyusui diperbolehkan dikeluarkan setelah Subuh untuk setiap hari puasa. Boleh juga setelah terbenamnya matahari di malam harinya.

Bahkan, fidiah bagi mereka lebih utama di permulaan malam. Boleh juga di akhir hari berikutnya atau bahkan di luar bulan Ramadan termasuk sebelum memasuki bulan ini.

Sederhananya, waktu pembayaran fidiah minimal sudah memasuki malam hari atau terbenamnya matahari untuk setiap hari puasa. Adapun pembayaran fidiah tidak boleh dipercepat sebagaimana yang dijelaskan Al-Imam Muhammad al-Ramli berikut:

ويتخير في إخراجها بين تأخيرها وبين إخراج فدية كل يوم فيه أو بعد فراغه ولا يجوز تعجيل شيء منها لما فيه من تقديمها على وجوبه لأنه فطرة.

Artinya: Ia (orang tua renta) diperkenankan memilih antara mengakhirkan penunaian fidiah dan mengeluarkan fidiah di setiap harinya, di dalam hari tersebut atau setelah selesainya hari tersebut. Tidak boleh mempercepat fidiah dari waktu-waktu tersebut, sebab terdapat unsur mendahulukan fidiah dari kewajibannya seseorang, yaitu berbuka puasa” (Syekh Muhammad al-Ramli, Fatawa al-Ramli, juz 2, hal. 74). (*)

Exit mobile version