PADANG, HARIANHALUAN.ID – Deputi Bidang Pencegahan Badan Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Prasinta menilai, Provinsi Sumatera Barat telah memiliki kesiapan yang cukup baik dalam menghadapi berbagai potensi rIsiko ancaman bencana.
Prasinta menyebut, sistem mitigasi dan kesiap siagaan bencana yang selama ini telah dibangun pemerintah Provinsi maupun Kabupaten Kota, bahkan sudah layak dijadikan contoh bagi daerah rawan bencana lainnya di Indonesia.
“Sumbar saya katakan sudah siap. Sumbar sudah bisa menjadi contoh untuk daerah lainnya,” ujarnya kepada Haluan disela peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional 2024 di Convention Hall Buya Syafii Maarif UM Sumbar Kamis (25/4) kemarin.
Menurut Prasinta, Stakeholder dan pentahelix kebencanaan di Sumatra Barat, selama ini telah menjalankan kegiatan pra atau sebelum bencana dengan baik.
Program itu pun, diiringi dengan adanya program mitigasi bencana yang menyasar kelompok masyarakat tertentu secara spesifik
“Seperti halnya program Desa Tangguh Bencana (Destana),
program keluarga tangguh bencana, hingga sekolah tangguh bencana. Semuanya telah dilakukan di Sumatra Barat,” ungkapnya.
Lanjut ia sampaikan, BNPB bersama pihak terkait lainnya saat ini juga tengah merancang dan mengupayakan pembuatan draft sekolah dan rumah ibadah tangguh bencana.
Tujuan utama pembuatan draft tersebut, adalah legalitas agar program-program mitigasi maupun edukasi sadar bencana, dapat dijalankan di sekolah maupun rumah ibadah sehingga resiko bencana bagi masyarakat yang sedang berada di bangunan sekolah maupun rumah ibadah dapat ditekan seminimal mungkin.
“Terkait kurikulum sekolah tangguh bencana (penyusunannya) sudah kita mulai. Namun memang belum bisa dimasukkan dan itu masih ekstrakurikuler. Makanya lewat Sekretariat Nasional, kita upayakan agar setiap bulan bisa dilakukan simulasi,” ucapnya.
Namun demikian, sambung Prasinta, beberapa sekolah di berbagai daerah termasuk Sumbar, telah ada yang mulai melaksanakan program-program mitigasi,edukasi, hingga simulasi menghadapi bencan.
“Untuk sekolah tangguh bencana saat ini kita sudah siap. Artinya sudah banyak yang melakukan (simulasi) evakuasi terutama murid mulai dari PAUD hingga perguruan tinggi. Dari Kemenristekdikbud pun kita sudah kerjasama dan sudah membuatkan sekretariat nasional. Dan siap untuk melakukan kegiatan praktek mitigasi bencana,” tambahnya
Sementara terkait kesiapsiagaan di rumah ibadah, saat ini pihaknya baru merampungkan draft gereja, masjid dan mushola tangguh bencana.
“Terkait bagaimananya masih proses, nanti kita harapkan semua yang sifatnya rumah ibadah dari agama apapun akan kita buatkan legalitasnya,” tutupnya. (*)