“Itu terbukti. Jika dua bulan lalu bencana itu hanya melanda Bukik Batabuah dan sekitarnya saja , maka sekarang sudah meluas bahkan sampai ke daerah yang berada di luar zona 7 kilometer dari puncak. Malah sampai ke Lembah Anai yang jauh dari Marapi,” ucapnya.
Ade Edward menegaskan, bencana tidak dapat ditolak, namun risiko dan dampaknya dapat diminimalisir. Salah satu langkah kongkritnya, adalah dengan memassifkan program edukasi kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat yang bermukim di kawasan rawan bencana.
Dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan bencana bagi masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak gunung Marapi ini, Ade Edward bersama Relawan Mitigasi Marapi, telah membuat peta kerawanan bencana digital
Peta kerawanan bencana digital berbasis Google Maps ini, dapat diakses melalui link https://goo.gl/maps/NrjZswZXVZCQfaxdA?g_st=aw . Peta digital ini berisi informasi soal jarak titik lokasi pengguna dari zona bahaya gunung Marapi.
“Aplikasi ini kami kembangkan untuk memudahkan masyarakat yang berada di kawasan Salingka Gunung Marapi untuk mendapatkan informasi terkait jarak lokasi rumah mereka dari zona bahaya erupsi Marapi,” ucapnya,