PADANG, HARIANHALUAN.ID—Dulu, Sumatera Barat dikenal sebagai daerah penghasil tokoh-tokoh besar. Sederet pemikir dan pendiri bangsa, negarawan, diplomat, politikus ulung, ulama kharismatis, wartawan, sastrawan dan penyair hebat, lahir dari rahim Bumi Minangkabau. Kini, tokoh-tokoh besar hampir tidak tersua lagi. Kalaupun ada, jumlahnya sangat minim. Momentum Hari Kebangkitan Nasional ini harus menjadi refleksi untuk Sumbar Bangkit, khususnya dalam perkembangan sumber daya manusia.
Tokoh intelektual Sumbar, Prof. Dr. Djohermansyah Djohan menyebut, ada sejumlah faktor yang membuat Sumbar hari ini kian mengalami kemunduran dan ketertinggalan dari daerah lainnya di Indonesia. Hal ini menjadi catatan serius yang patut untuk diperhatikan. Terutama dalam memomentum Hari Kebangkitan Nasional bagi Sumbar.
Beberapa di antaranya adalah kian menurunya kualitas sumber daya manusia (SDM), krisis kepemimpinan, kegagalan para pemangku kebijakan untuk memaksimalkan potensi daerah, hingga perubahan sistem politik.
“Beberapa faktor itu membuat Sumbar hari ini semakin tertinggal dalam konteks kompetisi antardaerah. Padahal di era pascakemerdekaan, Sumbar pernah menjadi daerah yang paling kompetitif di kawasan Sumatera Tengah,” ujarnya kepada Haluan, Jumat (17/5).
Prof. Djo menjelaskan, penurunan kualitas SDM Sumbar hari ini sesungguhnya sangat kontras dengan fakta sejarah yang jelas-jelas telah membuktikan bahwa Sumbar adalah tanah kelahiran bagi para founding father serta sederetan tokoh intelektual dan pemikir lainnya.
Kemunculan cendikiawan Minang generasi awal yang kemudian pemikiran dan gagasannya mewarnai perjalanan panjang bangsa Indonesia dari zaman kolonial Belanda sampai saat sekarang ini, tidak terlepas dari tingginya kesadaran masyarakat Sumbar terhadap arti penting pendidikan pada masa itu.
Sekitar satu abad lampau, ucapnya, ketika di daerah lainnya pendidikan masih dianggap sebagai suatu hal yang tidak begitu penting, di Sumbar malah telah bermunculan banyak sekali lembaga pendidikan swasta yang begitu unik dan canggih pada masanya.
Lembaga pendidikan swasta yang muncul di kawasan pesisir pantai hingga dataran tinggi ini, bahkan telah mengadopsi sistem pendidikan Barat ala Belanda dan memadukannya dengan sistem pendidikan islam model surau.
“Tingginya kesadaran masyarakat Sumbar atas pendidikan saat itu akhirnya melahirkan banyak sekali tokoh-tokoh Minang yang menguasai panggung-panggung politik dan pemerintahan nasional pada masa itu,” ucapnya.
Baca liputan selengkapnya di Edisi Koran Harian Haluan, Senin 20 Mei 2024 Edisi Hari Kebangkitan Nasional Sumbar Bangkit.