PARIAMAN, HARIANHALUAN.ID – Direktur RSUP Dr. M. Djamil Padang mengungkap, kondisi Aldelia Rahma, korban luka bakar di Padang Pariaman, mulai membaik saat akan dipulangkan untuk menjalani rawat jalan.
Keputusan rawat jalan tersebut diambil setelah Aldelia menjalani empat kali operasi mulai dari pembersihan luka, operasi nekrotomi hingga pemasangan vena. Tim dokter menyebut, operasi berhasil dan luka bakar ditubuh Aldelia tidak memburuk.
“Berdasarkan perundingan dokter anak dan dokter bedah plastik, pasien sudah boleh dipulangkan dengan catatan kontrol di poliklinik,” kata Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUP Dr. M. Djamil, Besrtari Jaka Budiman.
Sebelum dipulangkan, ia mengatakan bahwa pihak rumah sakit sudah mengajarkan tata cara merawat luka, pola makan dan pengetahuan medis lainnya yang berhubungan dengan perawatan pasien.
Kendati begitu, selama menjalani rawat jalan, pasien dalam hal ini Aldelia, mengalami penurunan kondisi. Besrtari menyebut, pihak RS langsung mengambil tindakan dengan merawat pasien di ICU.
“Dalam perjalanan, ternyata terjadi perburukan kondisi pasien, sekitar empat minggu kemudian si anak datang lagi ke IGD dengan kondisi muntah-muntah sehingga harus dirawat di ICU anak,” ujarnya.
Usai menerima tindakan intensif di ICU, Aldelia kemudian dipindahkan ke HCU dan rawat kronis. Direktur RSUP M Djamil itu mengayatakan bahwa saar kondisi pasiennya membaik baru dipindahkan ke bagian bedah plastik.
“Seminggu di bedah plastik, dicek kondisi lukanya membaik dan tinggal perawatan di poliklinik saja. Pola makannya juga sudah biasa tapi proses penyembuhan luka bakarnya membutuhkan proses,” kata Besrtari.
Aldelia sempat dipulangkan kembali pada tanggal 25 April dengan tetap dianjurkan kontrol ke poliklinik. Namun, pada tanggal 19 Mei bocah malang tersebut harus dirawat lagi.
“Saat itu, kondisi pasien memburuk dengan gejala demam dan kulitnya mengalami perubahan warna. Keluarga sudah diberi tahu akan kondisi yang sangat buruk ini dan diminta untuk sama-sama berdoa,” katanya.
Menurut direktur tersebut, luka bakar sebanyak 31 persen yang dialami anak seusia Aldelia sangatlah berat. Selain fokus menyembuhkan infeksi luka bakar, tubuh Aldelia disebut tidak dapat menyeimbangkan dengan kebutuhan gizi.
Ketua Tim Dokter Penanggung Jawap Pasien (DPJP), Deddy Saputra mengatakan, pihaknya sudah memberi perawatan maksimal untuk Aldelia.
“Antara infeksi dan kebutuhan gizi yang tinggi ini tidak terimbangi oleh tubuh pasien walaupun dalam perawatan, segala jenis obat-obatan dan cairan dan zat gizi kita masukkan,” katanya.
Ia menyebut, infeksi luka bakar yang semakin berat berdampak pada penurunan fungsi organ tubuh pasien, sehingga dapat menyebabkan kematian.
“Jadi karena kondisi infeksi yang sedemikian berat, sehingga terjadi penurunan dari organ tubuh yang akhirnya dapat menyebabkan kematian,” tuturnya. (*)