Muhammad Iqbal Ambisi Wujudkan Pendidikan yang Beradab dan Berkarakter

Muhammad Iqbal

Muhammad Iqbal

PADANG, HARIANHALUAN.ID – Muhammad Iqbal terbilang sukses sebagai pelakon pendidikan dari Ranah Minang. Mengais pendidikan di Pulau Jawa, Singapura, dan bahkan Malaysia, telah mengantarkan Iqbal panggilan akrabnya, sebagai seorang psikolog ternama. Bahkan dirinya kini juga menjadi rektor di Institut Bisnis dan Komunikasi Swadaya (SWINS) di Jakarta.

Kepada Haluan, Minggu (26/5/2024), putra asli Urang Awak itu mengatakan, sedari remaja dirinya telah menampakkan keaktifannya sebagai seorang terpelajar. Di masa sekolah hingga di perguruan tinggi pun, Iqbal tidak luput dari keaktifannya dalam berkegiatan sosial maupun beroganisasi.

Muhammad Iqbal bersama Anies Baswedan

Perantauan orangtuanya ke Medan, Sumatra Utara, di sanalah Iqbal lahir dan dibesarkan. Meski menghabiskan masa kecil di rantau, tapi didikan budaya Minangkabau tetap melekat dalam dirinya. Hal itu dikarenakan orang tuanya yang dekat dengan organisasi perantauan, sehingga tak ayal keaktifan Iqbal juga malakok dalam dirinya sebagai pegiat sosial, penggerak organisasi dan juga bahkan berkecimpung di ranah politik sebagai juru bicara (jubir) dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Jalan Pendidikan

Seluk-beluk mengais pendidikan, Iqbal kini telah menginyam pencapaiannya menjadi seseorang yang berpendidikan. Jalan panjang untuk mengejar pendidikannya tak terlepas dari mimpi yang telah dirakitnya sejak remaja.

Dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, Iqbal menjalaninya di perantauan keluarganya. Setelahnya Iqbal melanjutkan pendidikannya di jurusan Psikologi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Alhamdulillah, saya berhasil menyelesaikan pendidikan selama 3,6 tahun. Semasa kuliah saya sangat aktif menulis dan borganisasi dan pernah menjadi calon presiden kampus. Kemudian saya sempat bekerja sebagai staf pribadi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Jakarta di masa Prof. Dr. Armai Arief,” katanya.

Di tahun 2004, ia berkesempatan melanjutkan pendidikan magister dan doktor bidang psikologi di Universiti Kebangsaan Malaysia dengan menyandang status beasiswa dari Kemendikbudritek. Hari demi hari yang dijalani Iqbal semasa kuliah selalu diisi dengan berbagai kegiatan dan organisasi.

Muhammad Iqbal menjadi Rektor SWINS Jakarta

“Ketika kuliah di Negeri Jiran, saya dipercaya menjadi Ketua Umum Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Universiti Kebangsaan Malaysia periode 2005-2006. Kemudian berlanjut menjadi Ketua Umum PPI Malaysia di tahun 2007-2008. Dan di tahun 2009, saya menjadi perwakilan mahasiswa Indonesia di Malaysia mengikuti Konferensi Pelajar Indonesia di Sydney, Australia,” katanya.

Kemudian di masa itu Iqbal juga aktif memberikan advokasi dan pemberdayaan bagi pekerja migran melalui organisasi Union Migrant (Unimig) Indonesia yang memiliki cabang di Malaysia, Hongkong, Taiwan, Korea Selatan dan Arab Saudi.

Selain itu, Iqbal juga mengikuti berbagai pendidikan singkat di dalam dan di luar negeri. Tahun 2010, dirinya berkesempatan belajar dan bekerja sebagai asisten peniliti dari program Asian Graduate Students Fellowship, Asia Research Institute (ARI) National University of Singapore (NUS). Berlanjut di tahun 2011, ia mendapat beasiswa dari Union Network International untuk mengikuti program ILO Labour Migration Academy di ILO International Training Center di Turin, Italia.

Berlanjut di tahun 2015, Iqbal melanjutkan penerimaan beasiswanya pada program pendidikan National Defense University (NDU) di Taiwan bidang ekonomi, perdamaian, strategi dan kepemimpinan. Puncaknya di tahun 2016 Iqbal mendapatkan beasiswa pada program pendidikan reguler angkatan (PPRA-54) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI.

“Sejak tahun 2017 sampai sekarang ini, saya menjadi salah satu pengajar di program pemantapan nilai kebangsaan Lemhannas mengajar tentang revolusi mental, kepemimpinan dan sumber daya manusia unggul,” ujarnya.

Setelah menyelesaikan pendidikan S3 dan pulang dari Singapura, selanjutnya Iqbal memulai kariernya di Indonesia. Ia menjadi tenaga ahli di Direktorat Pendidikan dan Agama Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas). Setelah menyelesaikan proyeknya di Bappenas, ia kemudian menjadi dosen di Universitas Paramadina. Di tahun 2012 sampai 2016, Iqbal pun dipercaya menjadi Ketua Prodi Studi Psikologi, dan dari tahun 2016 sampai 2021 ia diangkat menjadi Dekan Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana Jakarta.

“Dari 2021 hingga saat ini saya kembali menjadi dosen tetap di Universitas Paramadina dengan jenjang fungsional Lektor Kepala/Assoc Prof, sekaligus diperbantukan menjadi Rektor SWINS Jakarta untuk periode 2025 nanti,” katanya.

Muhammad Iqbal jubir DPP PKS

Di sela-sela menjadi rektor, Iqbal yang merupakan seorang psikolog itu juga mendirikan dan mengelola Rumah Konseling PT. Namary Insan Solusi. Rumah konseling ini bergerak di bidang konseling, knsultan SDM, pelatihan dan pengembangan karyawan.

Menjajaki Politik

Setelah pencapaiannya dalam dunia pendidikan, Iqbal kemudian ambil bagian dalam karier perpolitikan. Kesenangannya dalam dunia politik sesungguhnya telah dimulai sejak ia masih aktif di jenjang pendidikan dan perkuliahan.

“Di sekolah saya aktif mengikuti berbagai kegiatan seperti ketua kelas, ketua regu, pemimpin upacara dan aktif bela diri silat dan karate. Dan candu berorganisasi itu saya lanjutkan saat menjalani perkuliahan dengan menjadi pengurus ranting pisangan Ciputat Timur di Partai Keadilan,” katanya.

Saat masih aktif S2 dan S3, Iqbal sudah menjadi Ketua Bidang Pemenangan Pemilu untuk PKS di Malaysia. Dan ketika pulang ke Indonesia, ia masuk kepengurusan DPP PKS membidangi Ketua Departemen Pekerja Migran Bidang Buruh, Tani dan Nelayan selama dua periode.

Kini, Iqbal telah menjadi staf khusus Presiden PKS di bidang pendidikan dan ketahanan nasional yang sekaligus merangkap menjadi salah satu dari 10 jubir DPP PKS. Sebagai staf khusus Iqbal kerap kali mendampingi perjalanan Presiden PKS, Ahmad Syaikhu, melakukan konsolidasi ke berbagai daerah.

Bahkan nama Iqbal kian populer ketika dirinya mendapatkan tanggung jawab menjadi jubir untuk pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden RI, AMIN alias Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar pada Pemilu 2024 kemarin.

Keberadaannya sebagai jubir AMIN itu mulai disoroti oleh berbagai media dan televisi. Ketenarannya pun juga sampai ke kampung halamannya di Ranah Minang, khususnya di Kota Padang. Sosok Iqbal menjadi perhatian masyarakat Kota padang.

Hal itu juga dikuatkan dengan kepastian Iqbal yang akan mencalonkan diri sebagai Wali Kota Padang untuk tahun periode 2024-2029 ini. Namanya mulai dijajaki ketika baliho Muhammad Iqbal dengan stelan anak muda dan membawa tagline “Juru Bicara AMIN Siap Pulang ke Padang” yang berjejer di sepanjang jalan Kota Padang, berhasil mencuri perhatian dan penasaran masyarakat.

Muhammad Iqbal bersama Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah

“Atas izin Allah SWT, saya mencalonkan diri sebagai Wali Kota Padang. Dengan pengalaman pendidikan, saya ingin menawarkan pendidikan yang beradab dan berkarakter untuk Kota Padang. Saya ingin mewujudkan Kota Padang sebagai kota yang terdidik untuk mewujudkan kesejahteraan,” katanya.

Berkat segudang pengalaman dan prestasi pendidikan yang diraihnya kini, bagi Iqbal, pendidikan bukan saja persoalan mewujudkan generasi-generasi terpelajar, akan tetapi pendidikan sejatinya didasari oleh perwujudan adab dan karakter. Bak pituah “Ilmu itu haruslah membumi, jangan melangit”.

“Artinya ilmu dan pendidikan itu jangan menjadikan kita sombong atau melangit. Apa yang kita miliki tentang ilmu dan pendidikan itu haruslah sifatnya saling berbagi dan tetap rendah hati, karena adab kunci keberhasilan dari ilmu itu sendiri,” ujarnya.

Di samping menawarkan pendidikan, bakal calon Wako Padang itu juga ingin mewujudkan Kota Padang dengan pelayanan publik yang lebih efektif dan efisien. Kemudian terkait ekonomi, dirinya ingin melakukan pembenahan terhadap pusat perdagangan sebagai sentralnya pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Tidak kalah penting, Iqbal juga berambisi ingin mewujudkan Kota padang yang bersih dan ramah lingkungan. Salah satu upayanya ingin mewujudkan ekowisata yang mampu memantik masyarakat untuk bisa mencintai lingkungannya sembari berwisata.

“Cinta lingkungan artinya masyarakat memiliki daya yang kuat terhadap mitigasi bencana di Kota Padang yang terbilang rawan akan bencana yang buntutnya itu karena lingkungan. Makanya dengan ekowisata kita gabungkan dua hal dasar itu sekaligus demi mewujudkan Kota Padang yang bersih dan ramah lingkungan,” katanya.

Selain itu, pengalaman pendidikan yang diraihnya menjadi alasan yang menyebabkan networking-nya menjadi luas. Sehingga networking yang luas itu akan mampu menarik investor bagi percepatan pembangunan infrastruktur Kota Padang kedepannya.

Insyaallah dengan pendidikan semua bisa dicapai. Kemiskinan, ekonomi, dan yang lainnya akan bisa dituntaskan dengan pendidikan yang lebih baik, yaitu pendidikan yang beradab dan berkarakter. Dengan pengalaman pendidikan dan networking yang luas, saya yakin Kota Padang bisa lebih maju dan sejahtera,” ujar sang psikolog ternama, Muhammad Iqbal. (*)

Exit mobile version