Total Kerugian Diperkirakan Lebih dari Setengah Triliun, Pencarian Korban Banjir Lahar Dingin Resmi Dihentikan

Kondisi rumah hancur terdampak banjir lahar dingin di Jorong Panti, Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat, pada Selasa (14/5). BNPB

Kondisi rumah hancur terdampak banjir lahar dingin di Jorong Panti, Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat, pada Selasa (14/5). BNPB

PADANG, HARIANHALUAN.ID — Basarnas resmi menghentikan pencarian 10 korban hilang akibat bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi yang terjadi 11 Mei lalu. Operasi pencarian resmi ditutup Sabtu (8/6).

Kepala Kantor SAR Padang, Abdul Malik menilai operasi pencarian sudah tidak efektif, karena tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban. Selain itu, pihak keluarga korban yang anggota keluarganya belum ditemukan juga telah mengikhlaskan.

Sebelumnya, pencarian korban juga telah diperpanjang dan diperluas hingga ke Kabupaten Sijunjung dan perbatasan dengan Kuantan Singingi, Riau. Namun hingga perpanjangan pencarian dan masa tanggap darurat berakhir, korban tak kunjung ditemukan.

Abdul Malik menyampaikan, dengan berakhirnya pencarian korban, maka seluruh unsur yang terlibat dalam operasi SAR telah kembali ke kesatuan masing-masing. “Semua unsur yang terlibat, dikembalikan ke kesatuan masing-masing,” ucapnya.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumbar, Hansastri menyampaikan, bencana banjir lahar dingin telah menyebabkan 63 orang korban meninggal dunia, di mana 60 korban di antaranya telah berhasil diidentifikasi. Sementara tiga lainnya masih belum diketahui identitasnya. “Total korban hilang berjumlah 10 orang,” ucapnya.

Di sisi lain, para pengungsi yang mengalami kerusakan rumah skala berat, ringan, atau bahkan hanyut, sudah tidak lagi berada di posko-posko pengungsian yang tersedia. Sebagian sudah mengungsi ke rumah keluarga, sehingga pengoperasian dapur umum pun sudah diakhiri, kecuali di beberapa nagari.

Lebih jauh, Hansastri menyebut, bencana banjir lahar dingin Gunung Marapi membuat 4.064 orang mengungsi dan mengakibatkan 1.110 unit rumah rusak berat. Terjangan banjir bandang juga berdampak terhadap 1.210 rumah, 15 unit sarana pendidikan, dua unit sarana kesehatan, serta 28 unit rumah ibadah. Termasuk juga dua unit bangunan lainnya, 227 unit sarana perdagangan, 1.202 unit irigasi, 23 unit PDAM/pamsimas, 55 unit jembatan, 54 titik jalan raya. Banjir juga mematikan 27.320 ternak masyarakat berbagai jenis serta menghancurkan lebih kurang 908.003 hektare lahan pertanian. “Total kerugian sementara diperkirakan mencapai Rp516.825.216.036,” ucapnya.

Exit mobile version